Page 45 - PowerPoint Presentation
P. 45

35     B A G I A N   5      Penyakit yang Menyerang Sistem Saraf & Aplikasi Teknologi Sistem Saraf


                                                          pasiennya mengalami pikun (demensia).
                                                            Secara fisiologis penyakit Alzheimer
                                                          dapat dijelaskan sebagai berikut: Lesi otak
                                                          khas, plak neuritik (senilis) ekstrasel dan
                                                          neurofibrillary tangles intrasel, tersebar di
           Capaian Tujuan Pembelajaran                    seluruh korteks serebrum, terutama lebih
            Setelah mempelajari bab ini, Peserta didik    banyak terdapat di bagian hipokampus.
            diharapkan mampu:                             Plak neuritik tersusun atas protein fibrosa
            • Mengetahui     bahaya    dari   penyakit    ekstrasel menyerupai lilin di bagian tengah
              Alzheimer yang menyerang sistem saraf       yakni sebagai amiloid beta AB yang
              dan aplikasi teknologi sistem saraf di      dilingkupi oleh ujung saraf aksonal dan
              dunia medis
                                                          dendritik yang terdegenerasi. Neurofibri-
           Alzheimer pertama kali diperkenalkan oleh      llary tangles merupakan berkas padat
         Alois Alzheimer seorang ahli neurologi asal      pasangan filamen-filamen heliks abnormal
         Jerman yang melakukan otopsi terhadap otak       yang   berkumpul    di   badan   sel  atau
         salah satu pasiennya. Gejala penyakit ini        nerusoma neuron dan yang terkena PA,
         adalah ditemukannya lesi-lesi khas di otak       turut ditandai oleh degenerasi badan sel
         yang berkaitan dengan penyakit ini, yaitu plak   neuron-neuron    tertentu  di  otak-depan
         beta amiloid AB dan neurofibrillary tangles      basal. Akson penghasil asetilkolin neuron-
         yang terdiri dari protein Tau yang cacat         neuron ini normalnya berakhir di korteks
         (Sherwood, 2013). Lesi-lesi tersebut terletak    serebrum    dan    hipokampus    sehingga
         pada hipokampus yang berupakan bagian otak       hilangnya neuron-neuron ini menyebabkan
         yang berfungsi menyimpan ingatan. Hal inilah     defisiensi asetilkolin di daerah-daerah ini.
         yang menyebabkan Alzheimer dapat membuat         Kematian      neuron     dan    hilangnya
         pasiennya mengalami pikun (demensia).            komunikasi    sinaps   menjadi   penyebab
                                                          timbulnya demensia.

              Studi Kasus


               TEMPO.CO, Yogyakarta - Hasil survei pendataan penderita alzheimer kali
           pertama, rampung dan dipresentasikan Dinas Kesehatan DIY bersama lembaga survei
           independen kepada Gubernur DIY, di komplek Kepatihan, Senin (15 Agustus 2016).
               Hasilnya, penderita alzheimer atau penyakit demensia, atau lebih dikenal pikun,
           cukup banyak dan kasusnya tersembunyi.        "Di balik status Yogya sebagai wilayah
           dengan harapan hidup tertinggi di Indonesia, ada fakta tersembunyi yang tak diketahui,"
           ujar Direktur Survei Meter, Suriastini.
               Survei yang dilakukan Januari 2015 sampai Januari 2016 mengungkap, dari 2000
           warga berusia 60-80 tahun, ditemukan sekitar 20,1 persen positif menderita alzheimer.
           Populasi survei mencakup 100 desa di lima kabupaten/kota di DIY.
               Dari data yang dihimpun menemukan, penyakit bukan generatif yang belum ada
           obatnya ini ditemukan di antara 5 dari tiap 10 sampel untuk usia di atas 70 tahun.
           Sedangkan ditemukan 2 dari tiap 10 sampel warga yang berusia di atas 60 tahun. Bahwa
           sebagian besar penderita alzheimer di Yogya tak memiliki pendamping khusus.
           "Sebagian besar keluarga penderita juga cenderung mengabaikan. Karena ini dianggap
           penyakit biasa saat usia seseorang sudah menua," ujarnya.
               Padahal, pembiaran penyakit ini disebut bisa mengarah pada gangguan mental kronis
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50