Page 148 - LAYOUT_KUMPULAN_CERPEN_160222_Neat
P. 148

Kau hanya mencoba mengerti, dan temanmu Rizal yang
          perhatian itu mencoba memberikan pengertian.

               “Kalau begitu, biarkan .... “


               “Kita akan menyelesaikannya sama-sama, Rizal. Ini tugas
          negara. Kita dipercaya untuk ini.”

               “Baiklah,” kata Rizal.

               Kau tersenyum. Sekelabat kemudian layar komputer yang

          masih  menyala  kembali  menjadi  fokus pengelihatanmu.  Kau
          melihat angka-angka itu lagi, memberikan pemeriksaan yang
          tepat.

               Malam ini tentu cukup berat buatmu. Sebenarnya sudah

          tiga hari lalu kau percayakan semuanya pada Arifadi dan Rizal.
          Tentu saja, maksudnya kalian bertiga yang menyelesaikannya.
          Kau punya tugas, sama seperti mereka. Kalian bertiga menjadi

          tim pemeriksa yang selalu bisa diandalkan. Hanya saja, tiga hari
          ini—mau tidak mau harus kau akui—semuanya berbeda, bukan?

               Malam akan semakin larut dan kau akan menyesap kopimu
          lagi. Bayang-bayang di kepalamu kembali membawamu ke

          hal lain. Untuk kali ini, senyuman itu terbayang lagi. Ini bukan
          tentang Rizal dan Arifadi.

               Teguh, ingatanmu kembali pada tiga hari lalu. Itu hari
          sebelum kau menyeruput kopi sedikit demi sedikit semalaman.

          Sebagai anggota Badan Pemeriksa Keuangan, seharusnya kau



          136   Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153