Page 40 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 40

“Ibu dengar omonganku. Ada air mata menetes keluar,”
          katanya  kepada  tiga  saudaranya.  “Bapak  di  rumah  sama

          siapa  Mas?”  tanyanya. “Sama  anak-anakku,”  kata  Erfian. “Terus
          bagaimana malam ini Mas? Ibu harus ada yang nunggu. Biar
          mulai malam ini aku yang nunggu ya,” kata Ekky.

                 “Kamu capek, Ki. Kamu pulang dulu aja. Ketemu anak

          istrimu, istirahat. Ibu di ICU tidak boleh ditunggu di dalam. Kalau
          mau nunggu, harus tidur di luar. Nanti biar aku yang nunggu.
          Kamu  besok  aja  kalau  mau  gantian,”  kata  Erfian. “Oya,  jangan
          lupa kamu telepon Bapak. Kasih tahu kalau kamu sudah sampai,
          trus kasih tahu juga kondisi ibu seperti yang kamu bilang tadi.”


                 “Baik  mas,  kata  Ekky.”  Setelah  bersalaman  dengan  tiga
          saudaranya, Ekky mencari ojek untuk pulang ke rumahnya di
          Perumahan Kendal Permai.


                 Istri dan anaknya, Alfa, tentu sangat girang karena dia
          pulang. Waktu dua bulan tentu terasa sangat lama bagi mereka.
          Komunikasi hanya melalui telepon dan sekali-kali melalui video
          call tidak mampu memuaskan dahaga kerinduan. Alfa, putranya
          yang  berusia 4  tahun, telah  mulai masuk  ke sekolah  PAUD.

          Malam itu Alfa tidak segera mau tidur. Dia mengajak ayahnya
          bermain. Mulai dari bermain tebak-tebakan gambar, bermain
          menyebutkan nama-nama binatang, sampai bermain karambol.

                 “Alfa, ayah kan capek. Ini juga sudah malam.







          28    Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45