Page 49 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 49

Rumah Terakhir Sang Auditor




                                  M. Musa Al Hasyim*


                    Baru pagi ini aku merasa terasing di tengah keluarga
            sendiri. Aku merasa ada hal yang berbeda saat sarapan pagi
            bersama mereka. Mereka masih menganggapku anak durhaka
            karena menjebloskan ayah kandung sendiri ke dalam penjara

            khusus narapidana tindak korupsi.

                     Mereka mengabaikanku, aku seolah hantu yang tidak
            terlihat bahkan ketika aku hendak mencium tangan ibu, ibu
            malah diam bagai patung. Tak sudi tangan keriputnya memberi

            restu anaknya berangkat ke kantor. Aku berjalan ke teras dan
            berangkat kerja tanpa ada ucapan hati-hati di jalan atau jangan
            terlalu lelah di kantor.

                    Aku berjalan keluar rumah seolah itulah yang mereka

            inginkan dariku, segera menjauh dari hadapan mereka. Berbeda
            denganku, adikku yang sama-sama berangkat ke kantor justru
            malah dipeluk dan diberikan kata-kata semangat oleh ibu

            padahal jalan ke kantor kami searah. Kami biasanya akan naik



                                               Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”  37
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54