Page 50 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 50
di mobil yang sama, sementara aku yang mengemudi. Ibu tidak
ingin adikku naik mobil bersamaku pagi ini. Lantas apa gunanya
aku membeli mobil baru kalau masing-masing anggota keluarga
memilih kendaraannya sendiri-sendiri?
Aku sudah menyuruh ibu agar adikku naik mobil saja
denganku sebagaimana biasanya tetapi mereka benar-benar
sedang tidak ingin berinteraksi denganku. Mungkin ini gegara
kejadian minggu yang lalu.
Sebagai auditor di BPK, aku harus siap sedia dengan
memanfaatkan segala potensi dalam diri agar tidak ada kesalahan
dalam setiap pemeriksaan. Aku harus jeli menggunakan segala
kemampuan otak, telinga, mata, dan hidung. Aku tidak boleh
memandang bulu, entah siapapun itu kalau memang ada dugaan
penyelewengan, aku harus mencatat dan melaporkannya
termasuk jika itu adalah ayahku sendiri.
Mulanya aku tidak mengira bahwa ayah akan tersangkut
kasus penggendutan anggaran belanja di kantornya. Ada hal
tidak wajar saat kutemukan catatan penggadaan pensil senilai
dua ratus juta dan macam-macam penghapus senilai dua ratus
juta. Anak kecil saja akan memandang curiga dengan hal tersebut,
apalagi diriku yang sudah berkepala tiga dan selalu menjunjung
tinggi profesionalitas. Aku tidak menutup-nutupi atau melebih-
lebihkan perbuatan ayah.
Aku juga tidak takut, aku hanya takut Tuhan akan mencatat
38 Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”