Page 93 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 93

“Hal signifikan kedua, Pak, terkait dengan restate laporan
            keuangan,” Raina melanjutkan paparannya.

                  Diskusi itu terus berlanjut. Saling lempar argumentasi dan

            menyampaikan fakta, mengecek kembali data dan memastikan
            bahwa seluruh fakta  yang diperoleh  di lapangan telah
            terdokumentasi dengan baik di kertas kerja.

                  Malam itu akan seperti malam-malam panjang sebelumnya.

            Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 saat Raina keluar dari
            ruang rapat menuju meja kerjanya. Penat sekali rasanya, tapi dia
            tahu bahwa pekerjaan itu harus segera dia selesaikan. Laporan

            mereka harus keluar sesuai dengan batas waktu karena hasil
            kerja mereka akan menjadi bahan laporan untuk pemeriksaan
            lainnya.

                  Sudah tidak banyak orang di ruangannya, semua bersiap

            untuk  segera  pulang.  Raina  berjalan  mendekati  jendela,
            membukanya sedikit untuk merasakan embusan angin malam.
            Di depannya, gedung para wakil rakyat membayang, diterangi
            lampu-lampu temaram di tamannya. Pemandangan yang indah.


                  “Mbak Raina belum mau pulang?” tanya Pak Asep, pramusaji
            senior di kantor. Sudah puluhan tahun Pak Asep mengabdi di
            kantor pemeriksa keuangan ini. Dia sangat mengenal satu per
            satu pegawai, dari yang baru masuk sampai para petinggi.


                  “Belum, Pak, sebentar lagi, masih ada yang harus dikerjakan,”
            jawab Raina.



                                               Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”  81
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98