Page 136 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 136
”Please, control your voice,” jawabku, sambil membekap
mulutnya.
“Hehe, sorry… sorry Run” jawab Michi. Dia mengerucutkan
bibir mencoba bertingkah manis.
“Hmm” jawabku singkat.
Dia hanya terkekeh. “Btw, selesai wisuda ini lu udah tau
mau ngapain?” tanyanya.
Pertanyaan itu sederhana, tapi secara terasa sangat pedas
dan lumayan menghujam. Pertanyaan yang diartikulasikan
oleh manusia terpolos itu pun seolah hendak menyampaikan
testimoni betapa tidak adanya harapan dalam hidupku. Lebih
jauh lagi, pertanyaan itu hendak menegaskan bahwa tak perlu
ada upaya mati-matian untuk hidupku ini. Padahal aku tau Michi
tak bermaksud begitu.
Pertanyaan Michi membuatku bertanya-tanya kembali,
sebenarnya apa yang ingin aku lakukan. Apa cita-citaku? Apa
harapan itu masih ada? Bisakah aku?. Berbagai pertanyaan
itu satu per satu bermunculan. Pertanyaan yang tak kunjung
bertemu dengan pasangannya.
Aku membuka sosial media untuk mengalihkan pikiran.
Tapi sialnya yang terlihat di halaman berandaku seperti memberi
sindiran.
124 Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”