Page 96 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 96
multinasional yang mau meng-hire. Coba kamu ingat, berapa
yang sudah kamu tolak?” Tanya Arya.
Raina hanya senyum menyeringai, teringat saat dia menolak
tawaran seorang teman dekatnya yang sedang mencari auditor
internal di perusahaannya, sebuah perusahaan yang berbasis di
Texas dan sudah puluhan tahun berafiliasi di Indonesia.
Teringat perdebatannya dengan Arya beberapa tahun lalu.
Jika dia menerima tawaran pekerjaan itu, tentu dia tak perlu lagi
memikirkan tagihan kartu kreditnya tiap bulan, tak perlu ke bank
sebelah kantornya mengajukan pinjaman uang muka rumah,
bisa beli mobil impian, liburan keliling Eropa, bonus tahunan,
dan bisa belanja tanpa harus menunggu season sale.
***
Tapi kenyataannya, dia tetap memilih bertahan di kantor
ini, mengerjakan hal yang biasa dilakukannya saat ini, bergulat
dengan tumpukan dokumen dan laporan keuangan setiap
tahun. Apakah dia bodoh dengan menolak tawaran pekerjaan
itu? Tidak. Itulah yang disebut Raina sebagai “keyakinan”.
Sejurus kemudian, Raina melihat Pak Asep sedang
membereskan dokumen di meja dekat pintu.
“Pak Asep, saya mau kopi ya, Pak,” ujar Raina ke Pak Asep.
“Baik Mbak,” jawab Pak Asep sambil melangkah menuju ke
ujung ruangan.
84 Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”