Page 212 - Mereka yang dikalahkan Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 212
186 M. Nazir Salim
Gambar 23. Sungai yang dijadikan sumber air kebutuhan sehari-hari warga.
(Sumber foto: Koleksi Pribadi penulis, diambil di Desa Lukit)
D. Kesimpulan
Kesimpulan pada bagian akhir bab ini kembali penulis ingin
menegaskan bahwa resistensi dan aksi perlawanan yang ditunjukkan
oleh warga Pulau Padang sebagai akibat dari akuisisi lahan skala luas
yang dilakukan oleh korporasi besar yang difasilitasi oleh negara.
Pada bagian sebelumnya sudah penulis sampaikan bahwa resistensi
awal sebagai respons atau reaksi atas tindakan korporasi adalah
perbuatan yang normal, karena semangat yang dilahirkan adalah
mempertahankan hak dan keyakinan yang dimiliki. Pada bagian
ini, penulis menemukan respons petani jauh lebih ekstrim akibat
negara tidak memberi ruang yang adil bagi mereka. Ketika sabotase
dan penghadangan serta aksi-aksi semakin meluas, negara tetap
abai sehingga semakin mengentalkan keyakinan dan gerakan petani
Pulau Padang. Faktanya, sekalipun negara ralatif membiarkan,
justru bukan semakin melemah melainkan semakin meningkat yang
menuju ke arah yang lebih ekstrim dan berbahaya.
Sejak tahun 2009, tercatat lebih dari 60an kali aksi dilakukan
oleh warga Pulau Padang, sebuah daya tahan yang mengagumkan