Page 3 - Akutansi Perbankan Syariah Kelas XI (Edit)_Neat
P. 3

Akuntansi Perbankan Syariah XI PS





                        dibangun  atas  dasar  pemikiran  manusia  yang  mengindahkan  hukum  –  hukum
                        Allah. Prinsip – prinsip akuntansi syariah diambil dari sumber – sumber hukum
                        Islam, yaitu :
                               1) al Qur’an
                               2) Sunnah nabawiyah
                               3) Ijma’ dan
                               4) Qiyas.
                               Beberapa  ahli  juga  memberikan  pengertian  terkait  Akuntansi  Syariah,
                        sebagai berikut:
                        1.  Akuntansi Syariah adalah akuntansi yang mempunyai tiga komponen prinsip,
                            yaitu  prinsip  pertanggungjawaban  (accountability),  prinsip  keadilan,  dan
                            prinsip  kebenaran  yang  berdasarkan  pada  hukum  syariah  dan  bersifat
                            universal.
                        2.  Akuntansi Syariah adalah penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah
                            Islam  (penggunaan  sistem  nilai  Islami)  yang  secara  nyata  telah  diterapkan
                            pada era Nabi Muhammad SAW., Khulaurrasyidiin, dan pemerintahan Islam
                            lainnya
                        3.  Akuntansi syariah adalah praktek akuntansi yang bertujuan untuk membantu
                            mencapai keadilan sosial ekonomi dan mengenal sepenuhnya akan kewajiban
                            kepada  Tuhan,  individu,  dan  masyarakat  yang  berhubungan  dengan  pihak-
                            pihak  terkait  pada  aktivitas  ekonomi  seperti  akuntan,  manajer,  auditor,
                            pemilik, pemerintah sebagai sarana bentuk Ibadah.
                        4.  Akuntansi  syariah adalah bidang  akuntansi  yang menekankan pada 2 (dua)
                            hal  yaitu  akuntabilitas  dan  pelaporan.  Akuntabilitas  tercermin  dari  tauhid
                            yaitu dengan menjalankan segala aktivitas ekonomi sesuai dengan ketentuan
                            Islam. Sedang pelaporan ialah bentuk pertanggungjawaban kepada Allah dan
                            manusia.

                    B.  Sejarah Akuntansi
                               Ahli sejarah mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada pada peradaban
                        kurang  lebih  3000M.  Bentuk  pembukuan  pada  peradaban  itu  berkaitan  dengan
                        faktor-faktor,  antaralain  sistem  penulisan,  pengenalan  angka  arab  dan  desimal,
                        aljabar,  bahan-bahan  penulisanyang  murah,  meningkatnya  literasi,  dan  adanya
                        medium pertukaran  yang baku. Orang pertama yang dikenal mengkodifikasikan
                        akuntansi  dengan  mengulas  tata  buku  berpasanganyang  disebut  Particularis  de
                        Computis et Scripturis adalah Luca Pacioli karena inilah tulisan pertama kali yang
                        diterbitkan dan dipublikasikan dan masih relevan sampai sekarang.
                               Kendatipun demikian peran para pedagang khususnya dari bangsa Arabia
                        dan Mesir dalampenemuan akuntansi pertama kali tidak dapat diabaikan dengan
                        bukti  adanya  praktik  system  buku  berpasangan  oleh  pemerintahan  islam  pada
                        abad ke-10.
                               Pembukuan berpasangan berkembang. Pada awalnya, pencatatan transaksi
                        perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu,
                        dan  sebagainya.  Catatan  tertua  yang  berhasil  ditemukan  sampai  saat  ini  masih
                        tersimpan,  yaitu  berasal  dari  Babilonia  pada  3600  sebelum  masehi.  Penemuan
                        yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yunani kuno.
                               Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap.
                        Pencatatan  yang  lebih  lengkap  dikembangkan  di  Italia  setelah  dikenal  angka-




                                                                                                      1
   1   2   3   4   5   6   7   8