Page 14 - umipdf
P. 14
dan belum dipakai untuk bersuci, serta yang masih tetap keadaannya
(belum berubah). Air suci dan menyucikan tersebut ialah air hujan, air
sumur, air laut, air sungai, air salju, air telaga, air embun; b) air
musta’mal yaitu air yang telah digunakan untuk wudhu dan mandi.
Adapun air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci yaitu: a)
air mutanajjis merupakan air yang telah terkena oleh najis, kecuali
terkena dalam jumlah yang besar (minimal 2 kulah) dan tidak berubah
sifat kemutlakannya yaitu berubah rasa, bau dan juga warnanya; b) air
suci tetapi tidak dapat mensucikan, seperti air kelapa, air gula (teh atau
kopi), air susu, dan semacamnya. Namun air yang bercampur dengan
sedikit benda suci lainnya seperti air yang bercampur sedikit dengan
sabun, kapur barus atau wewangian, selama kemutlakannya tetap
terjaga, maka hukumnya tetap suci dan dapat mensucikan. Apabila
campurannya lebih banyak misalnya sampai disebut sebagai air sabun
dan tidak dapat disebut sebagai air mutlak, maka hukumnya suci tapi
tidak mensucikan.
2 Debu
Debu yang digunakan untuk berthaharah (bersuci) ataupun ber-
tayammum adalah debu yang suci dan kering. Debu ini bisa terletak di
tanah, pasir, tembok, atau dinding.
3 Batu atau Benda Padat Lainnya
Batu atau benda padat lainnya yang dapat digunakan untuk
bersuci yaitu selain tahi dan tulang. Seperti debu, batu, dan benda padat
lainnya, seperti : daun, kertas tisu, dan semacamnya, dapat digunakan
khususnya ketika tidak ditemukan air. Tetapi apabila terdapat air yang
F I K I H M A D R A S A H T S A N A W I Y A H K E L A S V I I 8