Page 62 - RBDCNeat
P. 62
“Urang sebutkeun si Eneng umurna lima tahun, umurna
dingorakeun, da moal aya anu nyangka umur si Eneng tujuh
14
tahun,” bujuk kakak Mama lagi.
Akhirnya Mama mendaftarkanku ke TK Al Muhajirin
di Kampung Manggahang. Kepada pihak sekolah, Mama
menceritakan kondisi ku. Alhamdulillah, pihak sekolah tidak
keberatan dan mau menerimaku untuk menjadi siswinya.
Mama merasa bahagia sekali ketika melihat respons dari
pihak sekolah yang mau menerima ku. Mungkin sebelumnya
tidak terbayang di benak Mama kalau pada akhirnya aku bisa
bersekolah.
Hari pertama sekolah pun tiba. Dengan bangga aku keluar
dari rumah mengenakan baju seragam TK diiringi tatapan
mata dari para tetangga yang menyaksikan “Dini masuk TK”
Diantar Mama, aku berangkat ke sekolah. Jarak sekolah
yang cukup jauh dari rumah tidak menjadi masalah bagi
Mama. Asal ada sekolah yang mau menerimaku sekolah saja
Mama sudah sangat bersyukur daripada aku tidak sekolah
sama sekali.
Sesampainya di sekolah, aku harus berdesakan untuk
mengambil papan nama. Khawatir aku akan tertindih oleh
teman-teman lain, Mama menggendongku.
Aku pun menjadi murid Taman Kanak-Kanak.
Alhamdulillah, guru-guruku di sekolah semua baik kepadaku.
Walaupun aku satu-satunya murid yang memiliki keterbatasan
fisik, tapi pihak sekolah tidak pernah membedabedakanku
14
. Kita bilang saja Eneng usianya lima tahun, jadi usianya dimudakan. Pasti tidak
akan ada yang nyangka kalau usia Eneng sudah tujuh tahun
26 | Roda Berputar dalam Cahaya