Page 113 - Buku SKI XII MA
P. 113

itu,  dibentuk  Jabatan  Hal  Ehwal  Agama  yang  tugasnya  menyebarluaskan  paham

                    Islam,  baik  kepada  pemerintah  beserta  aparatnya  maupun  kepada  masyarakat  luas.
                    Langkah lain yang ditempuh sultan adalah menjadikan Islam benar-benar berfungsi

                    sebagai  pandangan  hidup  rakyat  Brunei.  Pada  tahun  1888-1983,  Brunei  berada  di
                    bawah kekuasaan Inggris. Brunei merdeka sebagai negara Islam di bawah pimpinan

                    sultan  ke-29,  yaitu  Sultan  Hassanal  Bolkiah  Mu’izzuddin  wad  Daulah,  setelah

                    memproklamasikan  kemerdekaannya  pada  31  Desember  1983.  Gelar  Mu’izzuddin
                    wad  Daulah  (Penata  Agama  dan  Negara)  menunjukkan  ciri  keislaman  yang  selalu

                    melekat  pada  setiap  raja  yang  memerintah.  Pada  Tahun  1839,  James  Brooke  dari
                    Inggris datang ke Serawak dan menjadi raja di sana serta menyerang Brunei, sehingga

                    Brunei  kehilangan  kekuasaannya  atas  Serawak.  Pada  tanggal  19  Desember  1846,

                    pulau Labuan dan sekitarnya diserahkan kepada James Brooke. Sedikit demi sedikit
                    wilayah  Brunei  jatuh  ke  tangan  Inggris melalui  perusahaan-perusahaan  dagang  dan

                    pemerintahannya  sampai  dengan  wilayah  Brunei  kelak  berdiri  sendiri  di  bawah
                    protektorat Inggris di tahun 1984.

                         Pada  saat  yang  sama,  Persekutuan  Borneo  Utara  Britania  sedang  meluaskan
                    penguasaannya  di  Timur  Laut  Borneo.  Pada  tahun  1888,  Brunei  menjadi  sebuah

                    negeri di bawah perlindungan kerajaan Britania dengan kedaulatan dalam negerinya,

                    tetapi  dengan  urusan  luar  negeri  tetap  diawasi  Britania.  Pada  tahun  1906,  Brunei
                    menerima  suatu  langkah  perluasan  kekuasaan  Britania  saat  kekuasaan  eksekutif

                    dipindahkan  kepada  seorang  residen  Britania,  yang  bertugas  menasehati  baginda
                    Sultan  dalam  semua  perkara,  kecuali  hal  yang  bersangkutan  dengan  adat  istiadat

                    setempat dan agama.

                         Pada 4 Januari 1979, Brunei dan Britania Raya telah menandatangani Perjanjian
                    Kerjasama dan Persahabatan. Perjanjian tersebut berisi 6 pasal. Akhirnya setelah 96

                    tahun di bawah pemerintahan Inggris Brunei resmi menjadi negara merdeka di bawah
                    Sultan  Hassanal  Bolkiah  pada  1  Januari  1984,  Brunei  Darussalam  telah  berhasil

                    mencapai kemerdekaan sepenuhnya.

                         Setelah merdeka Brunei menjadi sebuah negara Melayu Islam Baraja. “Melayu”
                    diartikan  dengan  negara  Melayu  yang  mengamalkan  nilai-nilai  tradisi  atau

                    kebudayaan  Melayu  yang  memiliki  unsur-unsur  kebaikan  dan  menguntungkan.
                    “Islam”  diartikan  sebagai  suatu  kepercayaan  yang  dianut  negara  yang  bermadzhab

                    Ahlussunnah wal Jama’ah sesuai konstitusi dan cita-cita kemerdekaannya. “Baraja”
                    adalah suatu sistem tradisi Melayu yang telah lama ada.






                                                       SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XII    101
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118