Page 118 - Buku SKI XII MA
P. 118

Islam  awal  diintegrasikan  ke  dalam  masyarakat  setempat  dan  secara  bertahap

                         terjadi pembentukan keluarga Muslim.
                     b.  Tahap kedua, yang diperkirakan terjadi pada paruh kedua abad keempat belas,

                         adalah  kelanjutan  dari  pendirian  kumpulan  keluarga  Muslim  yang  secara
                         bertahap  melakukan  dakwah  terhadap  masyarakat  setempat.  Peristiwa  ini

                         bersamaan dengan proses dakwah Islam di Jawa. Pada tahap ini para pendakwah

                         dikenal dengan sebutan makhdumin.
                     c.  Tahap ketiga adalah kedatangan Muslim Melayu dari Sumatera pada permulaan

                         abad kelima belas. Hal ini ditandai dengan kedatangan Raja Baguinda dengan
                         beberapa  penasehatnya  yang  ahli  agama,  yang  membuat  umat  Islam  saat  itu

                         memiliki penguasa Muslim yang menjamin berjalannya proses dakwah.

                     d.  Tahap selanjutnya ialah pendirian kesultanan oleh Shariful Hashim menjelang
                         tengah abad kelima belas. Pada saat itu, Islam telah menyebar dari daerah pantai

                         ke daerah pegunungan di pedalaman pulau Sulu. Penerimaan kepala-kepala suku
                         setempat  di  daerah  pantai  menandakan  bahwa  kesadaran  tentang  Islam  telah

                         menyebar luas. Menjelang permulaan abad keenam belas, hubungan politik dan
                         perdagangan yang semakin meningkat dengan bagian kepulauan Nusantara lain

                         yang  telah  berhasil  diislamisasi,  menjadikan  Sulu  sebagai  bagian  dari  Darul

                         Islam yang berpusat di Malaysia.
                         Sekitar akhir abad keenam belas dan beberapa dekade awal abad ketujuh belas,

                    persekutuan  politik  dengan  kerajaan-kerajaan  Islam  yang  bertetangga  untuk
                    menghadapi bahaya penjajahan dan Kristenisasi Barat dan para pendakwah yang terus

                    berdatangan  menjamin  keberlangsungan  Islam  di  Sulu  hingga  sekarang.  Hubungan

                    antara Muslim Filipina dan dunia Islam secara umum dilakukan melalui umat Islam
                    Asia  Tenggara  yang  lain.  Hal  ini  disebabkan  kedekatan  kultural  dan,  terutama,

                    religiusitas  Bangsa  Moro  dan  bangsa  Melayu  yang  lain.  Hal ini  dibuktikan  dengan
                    fakta bahwa, sebelum penggunaan bahasa Arab menjadi populer, buku-buku agama di

                    Mindanao dan Sulu kebanyakan berbahasa Melayu yang ditulis dalam  aksara  Jawi,

                    dan hanya sedikit orang yang mampu membaca huruf Arab. Setelah Filipina merdeka
                    pada 1946 di mana pulau Mindanao dan Sulu dijadikan bagian dari Republik Filipina,

                    hubungan antara Muslim Filipina dan negara Timur Tengah semakin kuat. Hubungan
                    ini  ditandai  dengan  pengiriman  para  pelajar  Mindanao  ke  universitas  al-Azhar  dan

                    banyaknya  beasiswa  yang  disediakan  oleh  negara-negara  Arab.  Dengan  kondisi  ini








               106   SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XII
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123