Page 14 - Pembelajaran Daring Berbasis Laboratorium Virtual Pada Pendidikan Vokasi - Muh. Nadzirin Anshari Nur
P. 14

disebut  dengan  ‗science‘.  Menurut  Badudu  (dalam  Susanto,
               2016),  ilmu  diartikan  ke  dalam  dua  definisi.  Pertama,  ilmu

               adalah  pengetahuan  tentang  suatu  bidang  yang  disusun
               secara  sistematis.  Kedua,  ilmu  diartikan  sebagai  kepandaian
               atau kesaktian.

                     Ontologi  merupakan  cabang  teori  hakikat  yang
               membicarakan hakikat teori yang ada. Istilah ontologi berasal

               dari  bahasa  Yunani  onta  berarti  ‗yang  berada‘,  dan  logos
               berarti  ilmu  atau  ajaran.  Dengan  demikian,  ontologi  berarti
               ilmu pengetahuan atau ajaran tentang yang berada (Susanto,

               2016).
                     Dalam  kajian  ontologi,  manusia  menghadapi  persoalan
               tentang bagaimana manusia menerangkan hakikat dari segala

               yang  ada.  Pertama  kali,  manusia  dihadapkan  pada  adanya
               dua  macam  kenyataan  yang  berupa  materi  (kebenaran)  dan
               yang  berupa  rohani  (kejiwaan)  (Latif,  2015).  Pembahasan

               tentang ontologi sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab
               ‗apa‘ yang menurut Aristoteles merupakan the first philosophy

               dan  merupakan  ilmu  mengenai  esensi  benda.  Ontologi
               menyelidiki  sifat  dasar  dari  apa  yang  nyata  secara
               fundamental  dan  cara  yang  berbeda  di  mana  entitas  dari

               kategori-kategori  yang  logis,  yang  berlainan  (obyek-obyek
               fisis,  hal  universal,  abstraksi)  dapat  dikatakan  ada;  dalam

               kerangka  tradisional,  ontologi  dianggap  sebagai  teori
                                                                           5
               Pembelajaran Daring Berbasis Laboratorium Virtual
               Pada Pendidikan Vokasi (Tinjauan Filsafat dan Rekonstruksi Teori)
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19