Page 21 - Tugas Kelompok 1_ Modul 4
P. 21
Mengetahui Gabuswetan , Juli 2017
Kepala Sekolah, Guru Kelas 5 ,
PADLI,S.Pd.SD. UNANG NUANSAH,S.Pd.
NIP. 19630312 198305 1009
Perbedaan RPP lama dengan RPP baru:
Menurut kami ada pada materi, tujuan, dan proses pembelajaran karena di RPP yang belum kami
revisi masih bersifat LOTS. sedangkan pada RPP yang kami kembangkan menurut RPP berbasis
STEAM dengan pendekatan proyek based learning dan problem bases learning, dimana dalam
setiap point yang kami kembangkan berdasarkan pada HOTS dan sesuai dengan pembelajaran
abad 21 yang melibatkan 4c untuk mengasah peserta didik tidak bersifat pasif dalam kelas karena
dalam RPP yang kami kembagkan menuntut student center bukan lagi teacher center.
⚫ HASIL DISKUSI KB 3
Berdasarkan hasil diskusi kelompok, maka kami menyimpulkan bahwa :
1. Model blended learning yang cocok untuk mencapai tujuan di atas:
Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, ketika hendak menyusun perencanaan
pembelajaran inovatif “blended learning”, salah satunya yaitu menentukan model “blended
learning” yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, fasilitas belajar, ketersediaan akses
terhadap teknologi, durasi jam pelajaran, dan penguasaan aplikasi teknologi e-learning oleh
guru.
Maka, berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut,model blended learning yang cocok
untuk diterapkan dan bisa mencapai tujuan pembelajaran di kelas 6 SD adalah model flipped
classroom. Model ini dipilih karena sebagian besar siswa kelas 6 sudah mampu
mengoperasikan gadget atau gawai mereka masing – masing baik dalam membuka email,
mengakses youtube, bahkan media sosial. Jadi untuk penyampaian materi awal bisa secara
daring, siswa mampu mengunduh atau menonton video, sehingga ketika pertemuan tatap
muka siswa sudah memiliki pengetahuan yang akan dijadikan modal untuk bahan diskusi.
Melalui model flipped classroom ini, guru juga bisa menggunakan fasilitas vicon misalnya
dengan zoom, untuk menyapa siswa melalui daring sebelum pembelajaran tatap muka. Ini
berguna untuk meningkatkan minat belajar dan memotivasi siswa agar lebih percaya diri,
bisa bekerja sama ketika diskusi kelompok, tidak lupa juga untuk mengingatkan agar selalu
berdoa sebelum dan sesudah belajar di manapun dan kapanpun. Rangsangan belajar pun bisa
ditumbuhkan baik secara daring (vicon dan penyampaian uraian materi yang dikemas
menarik) dan tatap muka dengan diskusi kelompok yang dibuat menarik dan menyenangkan
sesuai dengan inovasi dan kreativitas yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran. Maka dari itu, model flipped classroom saya anggap paling sesuai diterapkan
di Sekolah Dasar, karena pada umumnya di jenjang sekolah dasar mayoritas belum
mempunyai ruang laboratorium komputer.