Page 56 - Flipbook Ernawati
P. 56

52







                       Ba’dulu           :  banyak  tanya  lagi,  kita  ikut  saja,  kamu  kan  tau  statusnya
                                            mereka, mereka ini kan burunan.
                       Ba’du samang:     :  Coba kalau kamu tau mereka ini statusnya buronan apa.
                       Ba’dulu           :  Yang jelasnya mereka ini buronan peputiq cina
                       Cicci’            :  Apa kalian tidak kecapean, dari tadi bicara terus..??
                       Ba’du samang      :  Sama sekali tidak, apalagi kalau kita sama itu…………….
                       Puang to’dang     :  Ternyata  kalian  disini  mau  lari  kemana  kalian,  Cicci….
                                            pulang.. jangan ikut dengan laiki-laki bajingan itu.
                       Cicci’            :  Tidak puang lebih baik aku jadi peputiq cina selamanya, dari
                                            pada aku harus berpisah dari kakanda kaco kende’.
                       Puang To’dang:  :  Mulai  sekarang  aku  tidak  punya  anak  lagi  yang  namanya
                                            cicci’. Dan kau pemuda keparat, anak kampung hadapi aku.
                       Ba’du samang      :  Jangan naik darah dulu, kan segala sesuatunya bisa dia atur
                                            baik-baik
                       Kaco kende’       :  Maafkan kami puang, kami telah berbuat salah.
                                         :  Tidak ada istilah maaf. Dan kau juga anak muda jangan Ikut
                       Puang to’dang:       campur dengan urusan kami. Dan kau kurrasiri’ hadapi aku.
                       Cicci’:           :  Apakah  Puang  sadar,  melakukan  semua  ini,  kanda  jangan
                                            ladeni dia (merek hendak meninggalkan tapi puang to’dang
                                            mengejar dan hendak memukul) osoanggi ingga lekkoang.
                       Pertengkaran pun terjadi di antara mereka (kaco pun terbunuh) secara histeris cici
                       berteriak dan menghampiri ikaco yang tergeelentang yang sudah sekarat.
                       Cicci’            :  Bertahanlah Kaco
                       Kaco Kende        :  Maaf aku aku sudah berusaha tapi kita tak berhasil menjadikan
                                            mimpi kita jadi kenyataan
                       Cicci             :  Kacooooooooooooooooooooooooooo
                                            (Seiring dengan teriak itu terdengar alunan lagu Mandar)
                                            Monge-monge pa iyau
                                            Anna tonande gayang
                                            To nande gayang diang paulianna
                                            Mongei baru sitatta
                                            Mongei balung mate
                                            Occong mongena to sinata lottong.)
                                           Cicici’: semua Ini  terjadi hanya karna peputiq cina, dan Puang
                                            sungguh  tega  merenggut  kebahagiaan  kami,  ya  Tuhan
                                            kebahagiaanku  terenggut  karna hanya peputi cina, keluarga
                                            bersengketa,  hanya  karna  peputik  cina,  pernikahan  di
                                            batalkan, hanya karna peputiq cina, begitu muliakah peputik
                                            cina…………?? Oooooh tuhan tragedi ini terjadi hanya karna
                                            peputiq  cina,  maka  jadikan  lah  aku  peputik  cina  sepanjang
                                            hidupku (sambil menusuk badik ke perutnya sendiri)
                       Seketika angin datang berhembus alam seakan murka mendengarkan permintaan
                       Cicci’……!!!!  Setelah  Cicci  meninggal,  Puang  nampak  menyesal  karena  harus
                       kehilangan cicci’. Kini tinggal hanya peputiq cina. Puang to’dang pun sadar apa
                       yang telah terjadi, dan akhirnya jadi penyesalan………..!!!!!
                                                          . TAMAT
   51   52   53   54   55   56   57   58