Page 15 - E-BOOK MATEMATIKA MATERI BILANGAN PECAHAN_PUTU DARMIYANTI_2013011007
P. 15
1 = 1 3 = 3 1 = 1 5 = 5
2 2 3 6 2 2 5 10
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pecahan yang senilai dapat diperoleh jika pembilang
dan penyebut dari suatu pecahan dikalikan dengan bilangan yang sama. Selanjutnya perhatikan
hubungan-hubungan pecahan berikut ini.
2 = 2: 2 = 1 4 = 4: 4 = 1
4 4: 2 2 8 8: 4 2
3 = 3:3 = 1 5 = 5:5 = 1
6 6 :3 2 10 10 :5 2
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pecahan yang senilai dapat diperoleh jika pembilang
dan penyebut dari suatu pecahan dibagi dengan bilangan yang sama.
2. MENYEDERHANAKAN PECAHAN
Setiap pecahan memiliki pecahan lain yang senilai, maka aturan penulisan pecahan yang baku
1
adalah dengan menggunakan pecahan yang paling sederhana. Pecahan adalah pecahan bentuk
2
2 3 4 5 1
paling sederhana dari pecahan-pecahan , , dan karena tidak dapat dibagi lagi dengan
4 6 8 10 2
bilangan yang sama.
Untuk memperoleh yang paling sederhana, maka pembilang dan penyebutnya harus dibagi
dengan faktor persekutuan yang paling besar. Sehingga pembaginya merupakan faktor persekutuan
terbesar (FPB) dari pembilang dan penyebutnya.
Contoh:
20
Tentukan pecahan paling sederhana dari !
25
Jawab:
Faktor dari 20 (pembilang) adalah 1, 2, 4, 5, 10, 20
Faktor dari 25 (penyebut) adalah 1, 5, 25
FPB dari 20 dan 25 adalah 5
20 = 20 :5 = 4
25 25:5 5
20 4
Jadi, bentuk paling sederhana dari adalah
25 5
11