Page 32 - KUMPULAN CERPEN X-DKV 2
P. 32
Di permainan ke – 2 ini membuat kita ketawa ngakak dan kebingungan karena
ada yang tidak tahu bumbu dapur atau lupa namanya dan ada juga yang hafal bumbu
dapur, dan jawaban yang benar adalah jahe dan lengkuas. Di kelompok yang lain
ada juga yang sama bumbu dapur, ada yang dapat buah lalu di coba buahnya dan
lain – lain. Setelah itu, kami disuruh mencoba untuk berkomunikasi dengan Dewa
dan Marshal dengan menebak nama buah yang sudah di siapkan, yaitu jeruk dan
apel. Natan dan Edo, mereka mencoba untuk berkomunikasi dengan Dewa dan
Marshal. Dewa bisa berbicara dan mendengar, ketika ia berbicara memang terdengar
lancar tetapi ia ketika berbicara kadang suka tidak nyambung, sedangkan Marshal ia
tidak bisa melihat dan berbicara tetapi ia bisa mendengar. Kemudian Natan dan Edo
mencobanya, Marshal menjawab dengan benar yaitu jeruk, sedangkan Dewa ia
menjawab mangga, buah kesukaannya ia tetap menjawab mangga, setelah
mencobanya lagi Dewa menjawab dengan benar, kemudian setelah itu kami
diberikan materi. Setelah itu, kami istirahat sebentar kemudian kami semua
berkumpul di lantai dekat depan pintu kamar. Disana kami semua memberikan kesan
kita kegiatan hari ini itu gimana rasanya, setelah kami semua kesan kami berdoa
untuk tidur dan kami masuk ke kamar kami masing – masing. Ada yang siap – siap
mau tidur, ada yang masih mau bermain, dan lain – lain. Di kamar perempuan kami
ada yang masih bercanda, ngobrol, main hp, dan ada yang tidur.
Keesokkan harinya, kami bangun pagi – pagi dan berkumpul di bawah saat
jam 6. Kegiatan kami yaitu bersih – bersih lingkungan di Panti Asuhan, ada yang
menyapu, ada yang mengepel, ada yang mengelap kaca dan lain – lain. Setelah
kegiatan bersih - bersih kami di kasih waktu 2 jam untuk mandi dan makan pagi,
kemudian setelah mandi kita berkumpul dibawah dan kita dibagi 1 kelompok 2 orang
untuk mengajak dan membantu anak – anak di panti asuhan makan. Kami semua
mengantri untuk mengajak anak – anak makan. Kelompok pasangan aku itu
namanya Gracia. Pas giliran kami, kami dapat anak laki – laki, ia bisa melihat dan
mendengar tetapi ia tidak bisa berbicara. Dia mempunyai suster atau pembimbing,
jadi kalau kita mau berbicara dengannya kita harus menggunakan bahasa isyarat,
karena kita belum terlalu bisa bahasa isyarat jadi kami dibantu oleh pembimbingya
(suster).
31