Page 21 - Bersama Hadapi Bencana
P. 21
diketahui, 81 orang luka-luka dan 104.226 Indonesia untuk menjaga setiap hasil
terpaksa mengungsi. Bila merujuk pada pembangunan. Diperlukan suatu
gempa besar di Palu pada 23 September peningkatan kapasitas bencana secara
2018, yang berdampak pada terjadinya nasional untuk menurunkan risiko bila
tsunami dan likuifaksi, diperkirakan 2.113 terjadi bencana, dalam arti jumlah korban
orang meninggal, 1.337 orang hilang, bisa dikurangi dan pertumbuhan ekonomi
4.438 luka-luka dan 221.450 orang harus bisa terjaga.
mengungsi. Kerugian ekonomi yang
harus negara tanggung akibat bencana Arus Global
mencapai Rp.15,58 triliun.
Pelaksanaan pengembangan kapasitas
Jumlah korban jiwa dan ditambah kerugian dan manajemen bencana di Indonesia
ekonomi yang begitu besar membuat tidak lepas dari kebijakan penanggulangan
Indonesia kehilangan momentum untuk bencana yang sejalan dengan arah global
menjadi negara maju karena kehilangan isu kebencanaan.
faktor produksi utama yakni tenaga
kerja dan modal. Ditambah munculnya Pada 1995, terjadi satu gempa besar
kemiskinan absolut baru akibat bencana di Jepang yang dikenal dengan Gempa
sehingga Indonesia lambat untuk pulih Hanshin atau Gempa Bumi Kobe.
dari bencana. Infrastruktur juga terbatas Kekuatan gempa mencapai 6,9 magnitudo
terutama untuk menjangkau daerah dan berlangsung selama 20 detik saja.
terpencil sehingga akses pada sarana Walaupun 20 detik getaran, korban jiwa
kesehatan dan pendidikan juga terbatas. kala itu mencapai 6.434 jiwa dan 300
Belum lagi masalah kepadatan penduduk ribu manusia terpaksa harus mengungsi.
yang hanya fokus di kota-kota besar Hiposentrum gempa terletak 17 km
seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. dibawah pusat gempa, di ujung utara
Akibatnya, bencana pada salah satu kota Pulau Awaji, 20 km dari pusat kota Kobe.
besar tersebut akan menimbulkan korban
yang sangat besar. Hal itu diperparah Sebagai informasi, Gempa bumi besar
dengan mata pencaharian penduduk Hanshin termasuk dalam tipe ketiga, yang
masih berfokus pada sektor pertanian. disebut “gempa dangkal pedalaman”.
Gempa bumi jenis ini terjadi di sepanjang
Oleh karena tingginya frekuensi bencana patahan aktif. Bahkan pada magnitudo
dan besarnya ‘harga’ yang harus yang lebih rendah, gempa ini bisa sangat
ditanggung negara, menjadi tantangan merusak karena terjadi di dekat permukaan.
BERSAMA HADAPI BENCANA
SERIAL BUKU PROYEK PRAKARSA KETANGGUHAN BENCANA INDONESIA (IDRIP) TAHUN 2021-2025 19
PENGUATAN KAPASITAS DAN SOLIDARITAS DALAM MANAJEMEN BENCANA

