Page 22 - Bersama Hadapi Bencana
P. 22

Dua jenis gempa yang lain adalah gempa       Hyogo  Framework, situasi kebatinan
                  menengah dengan kedalaman 70-300 km          bangsa sedang terluka pasca tsunami
                  dari permukaan dan gempa dalam dengan        Aceh pada 2004 —  yang akhirnya
                  kisaran 300-700  km dari permukaan.          melahirkan  UU Nomor 24  Tahun 2007
                  Gempa menengah  sering  terjadi di zona      tentang Penanggulangan Bencana. Tidak
                  subduksi, dimana satu lempeng berada         mengherankan  bila  isi  aturan tersebut
                  dibawah  lempeng lainnya. Sedangkan          lekat dengan  istilah  Pengurangan  Risiko
                  gempa  dalam  terjadi  di zona  subduksi     Bencana  (PRB) seperti  dalam  Hyogo
                  yang sangat dalam, dimana lempeng            framework.
                  mendekati mantel bumi. Kedua jenis
                  gempa ini jauh dari permukaan sehingga       Saat  Hyogo Framework berakhir tahun
                  dampak kerusakan tidak besar.                2015, lahirlah  Sendai Framework for
                                                               Disaster Risk Reduction 2015-2030. Hasil
                  Sepuluh tahun sejak kejadian Kobe, pada      dan tujuan yang kemudian tercantum
                  Januari  2005 dalam  “The Second World       dalam    Sendai    Framework      adalah
                  Conference  on Disaster Reduction  in        pengurangan secara besar-besaran risiko
                  Kobe”  terbentuk suatu negosiasi Kobe        bencana dan kerugian dalam kehidupan,
                  yang nantinya akan melahirkan  Hyogo         diantaranya  terkait mata pencaharian,
                  Framework  for Action 2005-2015.  Dalam      kesehatan,  aset  ekonomi,  fisik,  sosial,
                  kerangka  tersebut diperkenalkan  suatu      budaya  dan lingkungan,  bisnis, serta
                  upaya pengurangan  risiko bencana            komunitas dan negara.
                  (PRB) sebagai  suatu paradigma  untuk
                  menelaah kebencanaan dunia. Paradigma        Dalam rangka mendukung pencapaian
                  PRB muncul untuk melengkapi  atau            hasil ini, 7 (tujuh) target global juga telah
                  memperbaiki  pendekatan  kebencanaan,        disepakati  yang akan  diukur  di tingkat
                  yang    sebelumnya      hanya     berupa     global  dan akan dilengkapi  dengan
                  tindakan  responsif  terhadap  kejadian      indikator  yang sesuai  di tingkat nasional
                  bencana,     menjadi     pengembangan        (Theresya, 2023). Ketujuh target  global
                  kajian  kebencanaan  dalam cakupan           antara lain;
                  yang lebih luas, seperti kemiskinan  dan     1.  Secara  substansial mengurangi
                  pembangunan sosial (Rafliana, 2014).            angka kematian akibat  bencana
                                                                  global pada tahun 2030, yang bertujuan
                  Kebijakan   penanggulangan      bencana         untuk menurunkan rata-rata angka
                  di Indonesia  ternyata sejalan  dengan          kematian global  per 100.000 pada
                  narasi kebencanaan global. Saat lahirnya        dekade    2020–2030     dibandingkan














            BERSAMA HADAPI BENCANA                                    SERIAL BUKU PROYEK PRAKARSA KETANGGUHAN BENCANA INDONESIA (IDRIP) TAHUN 2021-2025
        20
            PENGUATAN KAPASITAS DAN SOLIDARITAS DALAM MANAJEMEN BENCANA
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27