Page 54 - Perempuan Tangguh di Garda Terdepan
P. 54

Dalam dunia  penanggulangan  bencana         Namun, jalan menuju pengakuan terhadap
                  yang selama ini identik dengan  kerja-       kepemimpinan       perempuan      dalam
                  kerja teknis dan respons cepat di            organisasi   penanggulangan     bencana
                  lapangan,  kehadiran  perempuan  kerap       tidaklah selalu mulus. Masih terdapat bias
                  kali  dipandang    sebagai    pelengkap,     gender, tantangan dalam pengambilan
                  bukan    sebagai   penggerak.    Namun       keputusan strategis, serta keterbatasan
                  kenyataan di lapangan  berbicara  lain:      ruang partisipasi  di tingkat  desa hingga
                  perempuan tidak hanya hadir, tetapi juga     nasional.  Oleh karena  itu, penting  untuk
                  menjadi  aktor kunci dalam memastikan        terus mendorong  gender  mainstreaming
                  sistem penanggulangan  bencana  di           dalam     kebijakan     dan     program
                  Indonesia  berjalan  inklusif,  empatik, dan   kebencanaan,  serta menyediakan  ruang
                  berkelanjutan.                               belajar,  mentoring, dan pengembangan
                                                               kapasitas yang setara.
                  Di lembaga-lembaga  seperti BNPB,
                  BMKG,  dan BPBD di berbagai  daerah,         Perempuan     tangguh    di   organisasi
                  perempuan menempati posisi strategis         penanganan  bencana bukan hanya
                  sebagai  pengambil  kebijakan, peneliti,     simbol  semangat, tetapi cerminan  dari
                  analis risiko, fasilitator komunitas, hingga   sistem yang mulai  bergerak  menuju
                  operator pusat data.  Mereka bekerja di      keadilan. Mereka adalah pengingat bahwa
                  bawah  tekanan, berpacu  dengan  waktu       ketangguhan sejati tidak hanya dibangun
                  dan informasi, sekaligus menjaga dimensi     oleh teknologi dan data, tetapi juga oleh
                  kemanusiaan dalam setiap tindakan.           empati, kesabaran, dan keberanian untuk
                                                               merawat yang paling rentan.
                  Perempuan juga berperan penting dalam
                  memperkuat      literasi   kebencanaan,      Dalam menghadapi bencana, perempuan
                  membangun  jejaring  lintas sektor, serta    bukanlah pihak yang perlu diselamatkan—
                  menjembatani komunikasi antara lembaga       mereka adalah bagian dari penyelamat.
                  teknis dan masyarakat akar rumput.
                  Banyak di antara mereka yang berasal dari    Keterwakilan Gender
                  latar belakang sains kebumian, teknologi
                  informasi, psikologi kebencanaan, hingga     Secara historis, lembaga penanggulangan
                  pembangunan      sosial  —menunjukkan        bencana  kerap didominasi  oleh struktur
                  spektrum keahlian yang sangat luas dan       maskulin, baik dalam kepemimpinan
                  saling melengkapi.                           maupun  pengambilan  keputusan.  Hal















            PEREMPUAN TANGGUH DI GARDA TERDEPAN:                      SERIAL BUKU PROYEK PRAKARSA KETANGGUHAN BENCANA INDONESIA (IDRIP) TAHUN 2021-2025
        52
            KETAHANAN KOMUNITAS DI TENGAH KRISIS KEBENCANAAN
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59