Page 17 - SDN WONOKUSUMO IV_CERPEN_RINI LESTARI_BARU
P. 17

bersedekah dengan perkataan dan perilaku yang baik-baik pada orang lain.”  Teguran dari

                  Bu Rini tak digubris oleh Muhammad Nuri karena meskipun dengan suara lirih aku masih

                  mendengar olok-olok Muhammad Nuri pada Rasya Alim.

                       Seperti  biasanya  ketika  pembelajaran  tematik  bermuatan  Bahasa  Indonesia  jika

                  terdapat teks bacaan di buku tema Bu Rini selalu menunjuk secara acak kepada muridnya
                  untuk membaca teks tersebut. Bu Rini berkata, ”Anak-anak, (sambil menunjuk secara

                  acak) kalian membaca teks untuk mengetahui kemampuan membaca sehingga Bu Rini

                  dapat membantu kalian agar lebih  lancar membaca. Membaca itu sangat penting karena
                  dari  membaca  kalian  akan  memperoleh  ilmu  pengetahuan,  menambah  wawasan,

                  mendapat  informasi,  menambah  keterampilan/skill.  Kalian  adalah  generasi  emas,
                  generasi  penerus  bangsa.  Sepuluh  tahun  dari  sekarang  kalian  akan  menjadi  dewasa.

                  Kalian akan menjadi seseorang yang  berguna bagi bangsa dan Negara. Pada masa depan

                  kalianlah  yang  akan  memimpin,  membangun  dan  meneruskan  perjuangan  Bangsa
                  Indonesia menjadi Negara yang lebih maju lagi. Ingat ya….anak-anak, di agama kita

                  diajarkan untuk Iqra’ yaitu bacalah pada peristiwa penerimaan wahyu yang pertama Nabi
                  Muhammad SAW.”


                       Saat penunjukkan secara acak, bu Rini menunjuk Muhammad Nuri. Muhammad Nuri

                  terbata-bata saat membaca, rupanya dia tidak lancar membaca meskipun sudah dibantu
                  bu  Rini  mengeja.  Muhammad  Nuri  terdengar  kepayahan  saat  membaca,  suaranya

                  terdengan timbul tenggelam. Kemudian Bu Rini menunjuk Rasya Alim.


                       Rasya Alim melanjutkan bacaan yang sebelumnya di baca Muhammad Nuri dengan
                  lancar tanpa hambatan seperti jalan tol bebas hambatan. Muhammad Nuri pun terkesan

                  malu  dengan  kekuranggannya  tidak  selancar  Rasya  Alim  membaca.  Dalam  hatiku

                  berkata, ”Wah, Jagoan kelas sudah tumbang.”

                       Setelah Rasya Alim membaca bu Rini kemudian menegur Muhammad Nuri untuk

                  melancarkan  bacaannya  dengan  sering  membaca  buku-buku  tema  yang  sudah

                  dipinjamkan  sekolah  kepadanya.  Membaca  merupakan  kebiasan  bagus  yang  harus
                  dilakukan berulang-ulang setiap hari untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang berguna
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22