Page 73 - Projek Buku B5
P. 73
sumber: eduosmo.com
Wujudkan Sekolah Damai Bangun Generasi Berkarakter
Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk
peserta didik. Sekolah adalah tempat mencari ilmu dan membangun
karakter untuk generasi bangsa. Namun, kenyataan di lapangan
menunjukkan sebaliknya. Sepanjang tahun 2024, Jaringan Pemantau
Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat 573 kasus kekerasan terjadi di
lingkungan sekolah. Kejadian mencengangkan, sekitar setengah dari
kasus tersebut terjadi di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) fase
usia di mana pembentukan karakter sedang berkembang pesat. Di Jawa
Barat sendiri, terdapat 56 kasus kekerasan, angka yang tidak bisa
dianggap sebagai kejadian biasa. Ini adalah peringatan bahwa kita sedang
menghadapi krisis karakter di ruang pendidikan, yang seharusnya
memberikan rasa aman untuk siswa.
Kekerasan di sekolah bukan hanya berdampak pada korban secara fisik,
tetapi secara psikologis dan sosial. Ketika anak-anak merasa tidak aman,
mereka akan kesulitan belajar dan tumbuh menjadi individu yang tidak
percaya diri dan negatif. Dalam konteks ini, peran Patroli Keamanan
Sekolah (PKS) menjadi sangat strategis. PKS bukan sekadar petugas
pengatur lalu lintas atau penjaga keamanan fisik sekolah, melainkan agen
pembentuk budaya damai di kalangan siswa. Mereka, sebagai teman
sebaya, memiliki posisi unik untuk menjadi teladan, penengah konflik,
sekaligus pengontrol sosial yang mampu menyuarakan nilai-nilai kebaikan
dan empati.
Jika kita terus membiarkan kekerasan terjadi, kita sama saja dengan
mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya ditanamkan dalam
dunia pendidikan. Sekolah tidak boleh lagi menjadi tempat yang
menakutkan bagi siswa, melainkan harus menjadi taman belajar yang
menumbuhkan rasa saling menghargai, peduli, dan saling melindungi.
68