Page 95 - Projek Buku B5
P. 95
Dampak Penggalian Pasir Galunggung
Penggalian pasir di kaki Gunung Galunggung, Tasikmalaya, sudah
berlangsung sejak lama. Pasir dari daerah ini dikenal memiliki kualitas
yang baik dan sering digunakan untuk bahan bangunan. Kegiatan ini
memberikan pekerjaan bagi warga dan penghasilan bagi pemerintah
daerah. Namun, karena permintaan pasir semakin tinggi, penggalian pun
makin sering dilakukan. Hal ini menimbulkan berbagai masalah, terutama
bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Pasir biasanya diambil dari
lereng gunung dan sungai seperti Sungai Cibanjaran dan Cikunten.
Kegiatan ini menggunakan alat berat dan truk besar untuk mengangkut
pasir.
Akibat penggalian yang berlebihan, tanah menjadi mudah longsor,
terutama saat musim hujan. Sungai menjadi keruh dan dangkal, sehingga
airnya sulit digunakan warga. Kerusakan juga terjadi di jalan-jalan desa
karena sering dilalui truk bermuatan berat, yang membuat jalan
berlubang dan membahayakan pengguna. Selain masalah lingkungan,
penggalian pasir juga menimbulkan masalah sosial. Warga sekitar sering
merasa terganggu oleh suara bising dan debu dari kegiatan tambang.
Udara menjadi tidak sehat, dan beberapa konflik antara warga dan
penambang pun sempat terjadi.
Pemerintah daerah sudah membuat aturan, seperti membatasi area
penggalian dan mewajibkan perbaikan lahan bekas tambang. Warga juga
diajak ikut mengawasi kegiatan ini. Sayangnya, pelaksanaan aturan masih
belum berjalan maksimal. Masih ada tambang ilegal dan pengawasan yang
lemah.
Penggalian pasir memang
bermanfaat bagi ekonomi, tetapi
jika tidak dikelola dengan bijak,
bisa merusak alam dan
kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu, semua pihak
pemerintah, penambang, dan
warga perlu bekerja sama untuk
menjaga alam dan memastikan
kegiatan tambang dilakukan
secara bertanggung jawab.
sumber: antaranews.com
88