Page 3 - PERTEMUAN 2 (BAB 2)
P. 3

Nilai-nilai dalam novel sejarah ini bisa kamu lihat dari jalan cerita, sifat-sifat tokohnya,
                 atau temanya, sebagai berikut:

                              Nilai-nilai                                    Contoh
                  1. Nilai budaya                    Dan  bila  orang  mendarat  dari  pelayaran,  entah  dari
                      Nilai  budaya  adalah  nilai  yang  jauh  entahlah  dekat,ia  akan  berhenti  di  satu  tempat
                     berkaitan  dengan  pemikiran,  beberapa puluh langkah dari dermaga. Ia mengangkat
                     kebiasaan, adat, dan hasil karya  sembah  di  hadapannya  berdiri  Sela  Baginda,  sebuah
                     cipta                           tugu  batu  berpahat  dengan  prasasti  peninggalan  Sri
                                                     Airlangga.  Bila ia meneruskan langkahnya, semua saja
                                                     jalanan  besar  yang  dilaluinya,  jalanan  ekonomi
                                                     sekaligus  militer.  Ia  akan  selalu  berpapasan  dengan
                                                     pribumi yang berjalan tenang tanpa gegas, sekalipun
                                                     di  bawah  matahari  terik.  (  Pramoedya  Ananta  Toer,
                                                     Mangir, Jakarta,KPG,2000)

                                                     Nilai budaya yang terkandung dalam kutipan tersebut
                                                     adalah  nilai  budaya  timur  yang  mengajarkan  hidup
                                                     tenang, tidak terburu-buru, segala sesuatunya harus
                                                     dihubungkan dengan alam.
                  2. Nilai moral/etik                “juga sang adipati Tuban Arya Tumenggung Wilwatika
                     Nilai  yang  dapat  memberikan  tidak bebas dari ketentuan Maha Dewa. Sang Hyang
                     atau  memancarkan  petuah  Windi merstui barang siapa yang memiliki kebenaran
                     atau  ajaran  yang  berkaiatan  dalam  hatinya.  Jangan  kuatir,  kepala  desa!  Kurang
                     dengan etika atau moral         tepat  jawabanku,  kiranya?  Ketakutan  selalu  menjadi
                                                     bagian  dari  mereka  yang  tidak  mau  menegakqn
                                                     keadilan.  Kejahatan  selalu  jadi  bagian  dari  mereka
                                                     yang  mengingkari  kebenaran  maka  melanggar
                                                     keadilan.  Dua  duanya  busuk  dua  duanya  sumber
                                                     keonaran di bumi ini....”, dan ia teruskan nasehatnya
                                                     tentang  kebenaran  dan  keadilan  dari  kedudukanya
                                                     ditengah  tengah  masyarakat  dan  para  dewa

                                                     Nilai  moral  dalam  teks  di  atas  adalah  ketakutan
                                                     membela  kebenaran  dan  sama  saja  mereka
                                                     melakukan  kejahatan  trsebut  karna  sama  sama
                                                     melanggar keadilan
                    3. Nilai agama                   Kala  itu  tahun  1309,  segenap  rakyat  berjkumpul  di
                                                     alun alun. Semua berdoa apa pun warna agamanya ,
                    Nilai-nilai  dalam  cerita  yang  apakah  siwa,  budhha  maupun  Hindu.  Semua  rah
                    berkaitan atau bersumber pada  perhatian  di  tunjukan  dalam  satu  pandang,  ke
                    nilai-nilai agama.               purwakarta  yang  tak  dijaga  dengan  ketat.  Segenap
                                                     prajurit  bersikap  sangat  ramah  kepada  siapapun
                                                     karena  memang  demikian  sikap  keseharian  mereka.
                                                     Lebih  dari  itu  segenap  panitia  rajurit  merasakan
                                                     gejolak yan sama oleh duka yang mendalam atas sakit
                                                     yang diderita kertarajasa Jawawardana

                                                     Nilai agama dalam kutipan teks diatas adalah aktifitas
                                                     rakyat  dai  semua  kalangan  untuk  mendoakan
                                                     kertarajasa wardana yang sedang sakit,
                    4. Nilai sosial                  “Sebagian  terbesar  pengantar  sumbangan  pria,
                                                     wanita,  tua,  dan   muda  menolak  disuruh  pulang.
                     Nilai yang berkaitan dengan tata  Merek  bermaksud  mengantarkan  sumbangan  juga.
                     pergaulan    antara    individu  Maka  jadilah  dapur  raksasa  malam  itu  juga
                     dalam masyarakat.                Dalam  kutipan  teks  diatas  nilai  social  tampak  akan
                                                     adanya     pesta     perkawinan      yaitu    dengan
                                                     menyumbangkan  tenaga  dan  kesediaan  untuk
                                                     membantu apa saja yang diperlukan
   1   2   3   4   5   6   7   8