Page 5 - SEJINDO-PERT-6 (NEW)-1
P. 5
Modul Sejarah Indonesia Kelas XI KD 3.2 dan 4.2
didukung oleh para ulama dan bangsawan. Daerah-daerah lain di Jawa ikut berjuang
melawan Belanda. Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan Perang Sabil. Antara tahun
pasukan Diponegoro mampu mendesak pasukan Belanda.
Dalam menangani perlawanan Diponegoro tersebut, lagi-lagi Belanda
menggunakan siasat yang licik. Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan
dari Sumatra dan Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng
stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Banyak
pemimpin pasukan Pangeran Diponegoro gugur dan tertangkap. Namun demikian,
pasukan Diponegoro tetap gigih. Akhirnya, Belanda mengajak berunding. Dalam
perundingan yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Diponegoro
disergap. Pada posisi tidak siap perang, pangeran Diponegoro serta pengawalnya
dengan mudahnya di sergap, dilucuti dan dimasukkan ke dalam kendaraan khusus
residen. Kendaraan ini sudah terlebih dahulu disiapkan oleh pihak Belanda. Dengan
pengawalan yang ketat, pasukan Belanda kemudian membawa pangeran Diponegoro
menuju Ungaran.
Diponegoro kemudian akan dibawa ke Batavia, sebelum itu dia dibawa
terlebih dahulu ke kota Semarang. Tepat pada tanggal 3 Mei tahun 1830, pangeran
Diponegoro dan stafnya dibawa ke daerah pembuangan, yaitu di Menado. Pangeran
Diponegoro beserta 19 orang termasuk keluarga dan stafnya juga ikut dibuang.
Kemudian pada tahun 1834 pangeran Diponegoro dan yang lainnya berpindah ke
daerah pembuangan lain, yaitu Makassar. Setelah menjalani masa tawanan selama 25
tahun, Pangeran Diponegoro kemudian meninggal pada tanggal 8 Januari tahun 1855
tepatnya saat berusia 70 tahun.
d. Perang Banjarmasin
Perang Banjar diawali dari perebutan takhta yang terjadi di dalam keluarga
Kesultanan Banjar. Sultan Adam yang meninggal pada 1857 mewariskan takhta
kepada Pangeran Hidayat. Namun, Belanda di bawah Gubernur Jenderal Rochussen
ikut campur menentukan pewaris takhta tersebut. Sultan Adam cenderung untuk
memilih Pangeran Hidayatullah. Alasannya memiliki perangai yang baik, taat
beragama, luas pengetahuan, dan disukai rakyat. Sebaliknya Pangeran Tamjid
kelakuannya kurang terpuji, kurang taat beragama dan bergaya hidup kebarat-
baratan meniru orang Belanda. Pangeran Tamjid inilah yang dekat dengan Belanda
dan dijagokan oleh Belanda. Belanda menekan Sultan Adam dan mengancam supaya
mengangkat Pangeran Tamjid. Belanda menginginkan Pangeran Tamjid Ullah
menjadi sultan karena Belanda mengharapkan izinnya untuk menguasai daerah
pertambangan batu bara yang berada di wilayah kekuasaan Pangeran Tamjid Ullah.
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 26