Page 2 - Pertemuan 5
P. 2

mengadakan kunjungan secara berkala dan hadir dalam acara-acara penting komunitas agama
               lain di  Argentina. Bahkan, ia sering  menggelar acara bersama dangan para pemuka agama
               lain untuk mempererat tali silaturahmi.
                        Tak segan-segan, Bergoglio berkujung dan masuk ke masjid untuk berbaur dengan
               saudara-saudara  Muslim.  Ia  pun  dengan  senang  hati  menghadiri  acara  keagamaan  orang
               Yahudi.  Pertemuan-pertemuan  berskala  nasional  dengan  banyak  denominasi  Kristen  dan
               berbagai aliran juga menjadi prioritas dalam agendanya. Sikap keterbukaan dan kehangatan
               sapaannya dalam kancah dialog damai dan persaudaraan terpatri begitu kuat dalam hati para
               pemuka agama di Argentina.
                       Pada November 2012, simpul kedekatannya dengan komunitas tradisi agama lain pun
               terkristalisasi dalam suatu pertemuan penuh makna. Bergoglio mengundang para pemimpin
               umat agama lain dalam suatu pertemuan persaudaraaan. Perhelatan yang digelar di kompleks
               Katedral  Buenos  Aires  ini  menjadi  ajakan  untuk  merefleksikan  roh  pemersatu  dalam
               persaudaraan  sebagai  komunitas  umat  manusia.  Undangannya  itu  pun  mendapat  sambutan
               hangat    dari  para  tamunya.  Kala  itu,  perwakilan  Islam,  Yahudi,  Ortodoks,  dan  sejumlah
               denominasi  Gereja  Kristen  Evangelis  di  Argentina  berbondong-bondong  menghadiri
               undangan Bergoglio.
                       Para tamunya pun semakin terkesima ketika sang Kardinal mengajak mereka masuk
               ke Katedral Buenos Aires untuk berdoa bersama. Seakan –akan ia membuka pintu Katedral
               lebar-lebar bagi umat beriman dan semua orang yang  berkehendak  baik demi perdamaian.
               Bergoglio  merangkul  para  pemuka  agama  untuk mendoakan  perdamaian  di  Timur  Tengah
               yang  dinodai  dengan  kebencian,  permusuhan,  penindasan,  dan  perang.  Para  tokoh  agama
               Argentina  menyebutnya  sebagai    “pembuka  pintu”  untuk  orang  lain  di  rumahnya  ,  dan
               menawarkan sambutan hangat pada siapa pun yang bertamu. (Catholich-news.com)

                   2.  Menggali Makna Kekatolikan menurut Ajaran Gereja (bacalah dokumen gereja
                       di bawah ini)
                       “ Semua orang dipanggil sebagai umat Allah yang baru. Maka umat itu, yang tetap
               satu  dan  tunggal,  harus  disebarluaskan  keseluruh  dunia  dan  melalui  segala  abad,  supaya
               terpenuhilah  rencana  kehendak  Allah,  yang  pada  awal  mula  menciptakan  satu  kodrat
               manusia, dan menetapkan untuk akhirnya menghimpun dan mempersatukan lagi anak-anak-
               Nya  yang  tersebar  (Yohanes  11:52). Sebab  demi  tujuan  itulah  Allah  mengutus  putra-Nya,
               yang  dijadikan-Nya  ahli  waris  alam  semesta  (Ibrani  1:2),  agar  Ia  menjadi  guru,  Raja  dan
               Imam bagi semua orang, kepala umat anak-anak Allah yang baru dan universal. Demi tujuan
               itu  pulalah  Allah  mengutus  roh  putra-Nya,  Tuhan  yang  menghidupkan,  yang  bagi  seluruh
               gereja  dan  masing-masing  serta  segenap  orang  beriman  menjadi  asas  penghimpunan  dan
               pemersatu dalam ajaran para rasul dan persekutuan, dalam pemecahan roti, dan doa-doa (Kis
               1:42)
                       Jadi satu Umat Allah  itu hidup ditengah segala  bangsa dunia, warga kerajaan  yang
               tidak  bersifat  duniawi  melainkan  sorgawi.  Sebab  semua  orang  beriman,  yang  tersebar  di
               seluruh  dunia,  dalam  roh  kudus  berhubungan  dengan  anggota-anggota  lain.  Demikianlah
               “Dia yang tinggal di Roma mengakui orang-orang India sebagai saudaranya”. Namun, karena
               kerajaan Kristus bukan dari dunia ini (Yohanes 18:36), maka gereja dan umat Allah, dengan
               membawa masuk kerajaan itu, tidak mengurangi sedikit pun kesejahteraan material bangsa
               manapun juga. Malahan sebaliknya, gereja memajukan dan menampung segala kemampuan,
               kekayaan dan adat istiadat bangsa-bangsa sejauh itu baik, tetapi dengan menampungnya juga
               memurnikan, menguatkan serta mengangkatnya. Sebab gereja tetap ingat, bahwa harus ikut
               mengumpulkan  bersama  dengan  Sang  Raja,  yang  diserahi  segala  bangsa  sebagai  warisan
               (Masmur  2:8),  untuk  mengantarkan  persembahan  dan  upeti  ke  dalam  kota-Nya  (Masmur
               71/72:10;Yes  60:4-7:  Wahyu  21:24).  Sifat  universal,  yang  menyemarakan  umat  Allah  itu,
   1   2   3   4