Page 51 - Putri nibung di Sarang Lanun
P. 51
7
Tibalah Bujang Limpu di muara sungai. Muara itu
begitu tenang dan sejuk. Pohon dan semak belukar
tumbuh subur di sekeliling muara sungai. Ketika sampan
Bujang Limpu mulai memasuki area muara sungai,
mendadak air yang semula tenang berubah menjadi
gaduh dan riuh. Air sungai berlompatan ke udara. Dari
dalam sungai muncul seekor ular sabak yang sangat
panjang dan besar siap melilit sampan dan tubuh Bujang
Limpu.
Sebelum ular sabak itu melilit tubuh Bujang Limpu,
secepat kilat ia melemparkan garam yang telah dimantrai
oleh Nek Usang. Seketika ular sabak itu merasakan
perih yang luar biasa pada sekujur kulitnya. Perlahan
ular sabak itu berubah wujud menjadi seorang lelaki tua
dengan jenggot lebat hampir menyentuh perutnya.
“Anak muda, siapa pun dirimu, aku sangat berterima
kasih karena telah membebaskanku dari sihir Datok
Aek Bara,” kata Akek Sabak.
“Sama-sama, Kek. Kalau boleh tahu, siapa yang
telah berbuat jahat kepadamu sehingga mengubahmu
menjadi seekor ular?” tanya Bujang Limpu penasaran.
Akek Sabak kemudian menceritakan semua peristiwa
yang menimpanya sampai ia kalah bertarung hingga
39