Page 49 - Putri nibung di Sarang Lanun
P. 49

sakti dan kejam. Aku saja tidak mampu mengalahkannya.
            Kau  lihat  ekorku  yang  buntung  ini  adalah  ulah  Datok
            Aek Bara, pimpinan lanun itu. Berhati-hatilah jika kau
            berhadapan  dengannya.  Kalau  kau  menemukannya,

            tolong balaskan dendamku dan bebaskan pula rakyatku
            yang  ditawannya.  Mereka  dijadikan  penjaga  sarang
            lanun tanpa diberi makan. Jika tidak suka, mereka akan
            dibunuh.  Dagingnya  dijadikan  santapan,  sedangkan

            kulitnya  dijadikan  pakaian  untuk  berperang  ketika
            merompak,” kata buaya putih itu menjelaskan.
                 “Baiklah, aku akan berusaha semampuku. Doakan
            aku mampu mengalahkan Dato Aek Bara,” kata Bujang

            Limpu sebelum berpamitan pada buaya putih.
                 Bujang  Limpu segera  melanjutkan  perjalanannya
            tanpa harus mendayung dan mengayuh sampannya lagi.
            Sekawanan buaya berjumlah tujuh ekor membantunya

            mendorong  dari  belakang.  Perjalanannya  menjadi
            semakin cepat dan singkat. Menjelang sampai di sebuah
            muara sungai, bahaya lain datang mengancam.
                 “Bujang,  maafkan  kami  hanya  bisa  mengantarmu

            sampai di sini. Sebab, hanya sampai batas inilah wilayah
            kami.  Adapun  wilayah  muara  di  hadapanmu  adalah
            wilayah  Akek Sabak.  Berhati-hatilah  terhadapnya,”
            kata salah satu buaya.

                 “Terima     kasih.    Terima    kasih    kalian    telah
            membantuku.  Sampaikan  salamku  pada  pemimpin



                                          37
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54