Page 11 - Misteri Banteng Wulung
P. 11

keduanya telah mewarisi  ilmu yang dimiliki oleh  orang

            tuanya. Oleh karena itu, ketika Patih Sepuh meninggal dunia,
            kedua  saudara  kembar  itu  diangkat  secara  bersama-sama
            sebagai patih Kerajaan Sumberkarang.


                 “Adakah  hal  penting  yang  akan  Baginda  sampaikan
            kepada kami?”  tanya Patih Jaya Santana  mewakili
            pertanyaan seluruh yang hadir di dalam ruangan kerajaan
            tersebut. Sementara itu,  Patih Jaya Santanu  dan para

            menteri,  tumenggung,  serta para senapati  mengangguk-
            angguk mengiyakan. Mereka juga ingin segera mengetahui
            hal penting yang akan melibatkan mereka.


                 “Betul, Patih. Ketahuilah, semalam aku telah bermimpi.”
            Baginda  Mahesa  Gangga  menghentikan  ucapannya.
            Tampaknya ia sedang  mengingat kembali mimpinya
            tersebut.


                 “Bermimpi?  Mimpi  apakah  gerangan,  Baginda?”
            tanya Patih Jaya Santana keheranan.  Seluruh yang hadir
            dalam  ruangan  itu  merasa heran.  Kalau  hanya mimpi,

            mengapa Baginda memanggil pejabat tinggi kerajaan untuk
            menghadap? Apa istimewanya mimpi Baginda?  Demikian
            keheranan mereka dalam hati.


                 “Mimpiku      ini   aku   rasakan    bukanlah     mimpi
            sembarangan, Patih. Bukan pula mimpi sebagai bunga tidur.
            Mimpiku itu adalah sebuah isyarat yang harus kulaksanakan.
            Dalam mimpiku, aku merasa mendapat petunjuk gaib dari


                                          4
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16