Page 15 - Misteri Banteng Wulung
P. 15

Sementara itu, senapati tua  yang duduk di  urutan

            terdepan ikut angkat  bicara, “Sebelumnya hamba  mohon
            ampun,  Baginda.  Bukan  berarti hamba  lancang,  sebaiknya
            yang  pantas  dan  mampu melaksanakan  perintah Baginda
            adalah hamba, seorang senapati perang.”


                 Suasana menjadi hening. Para abdi yang lain sebenarnya
            banyak yang ingin mengajukan diri. Akan tetapi, mereka ragu-
            ragu  terhadap kemampuan  dirinya untuk  menundukkan

            Banteng Wulung yang sakti. Kini, telah ada dua orang yang
            bersedia  mengemban  perintah  Baginda  Mahesa  Gangga.
            Sementara itu, Sang Baginda sibuk menimbang tentang
            siapa yang akan diberi kewenangan mendapatkan Banteng

            Wulung.  Orang  itu  harus benar-benar  sakti  dan memiliki
            keberanian yang luar biasa.

                 “Ampun hamba, Baginda. Sesungguhnya hambalah

            yang pantas menerima  perintah Baginda,” tiba-tiba  Patih
            Jaya Santana yang duduk di  sebelah Patih Jaya Santanu
            mengajukan dirinya.


                 “Hem...,”   terdengar     Baginda     Mahesa     Gangga
            menggumam.  Di  dalam  hati,  Baginda  Mahesa  Gangga
            menyetujuinya. Hal ini karena Patih Jaya Santana merupakan
            orang  paling sakti  di Kerajaan  Sumberkarang.  Tugas

            agar dapat  menemukan dan membawa Banteng Wulung
            ke istana  Sumberkarang  bukanlah  merupakan  perang





                                          8
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20