Page 18 - Misteri Banteng Wulung
        P. 18
     MEMBURU BANTENG WULUNG
                 Keesokan harinya, Patih Jaya Santana  duduk dengan
            gagah di atas punggung seekor kuda hitam jantan bertubuh
            kekar. Kuda kesayangan Patih Jaya Santana  itu  telah siap
            mengantar majikannya. Mengarungi hutan dan gunung hingga
            jauh  di luar  Kerajaan  Sumberkarang  guna  mendapatkan
            Banteng Wulung. Sementara itu, para pembesar dan prajurit
            kerajaan berjajar mengantar kepergian Patih Jaya Santana.
            Baginda  Mahesa  Gangga  dan  Patih  Jaya  Santanu  bersama-
            sama menghela napas ketika kuda yang ditunggangi Patih
            Jaya Santana menghilang di balik bukit kecil. Beberapa saat
            kemudian halaman  kerajaan  itu  kembali  lengang.  Hanya
            tinggal beberapa prajurit jaga yang hilir-mudik menjalankan
            tugasnya.
                 Patih Jaya Santana memacu kudanya ke arah matahari
            terbit.  Mencoba  keberuntungan  menemukan  Banteng
            Wulung  di bagian  timur Kerajaan  Sumberkarang.  Ketika
            matahari hampir terbenam, sampailah Patih Jaya Santana
            di pinggir hutan.  Karena tidak  ingin bermalam  di tengah
            hutan,  Patih  Jaya  Santana  menghentikan  derap  kaki
            kudanya. Dengan ringan ia meloncat turun dari punggung
                                         11





