Page 19 - Misteri Banteng Wulung
P. 19

kuda. Tali kekang kudanya ditambatkan pada sebuah pohon

            dekat sungai yang mengalir deras. Bekal perjalanannya
            diturunkan dari punggung kuda.

                 Patih  Jaya  Santana  membuat  api  unggun  untuk

            mengusir hawa dingin dan serbuan  binatang  buas.  Api
            unggun  digunakan pula  memanggang seekor  ayam hutan
            hasil berburu yang baru saja dilakukan. Patih Jaya Santana
            memang terkenal sebagai pemburu andal. Lemparan kujang

            selalu tepat mengenai sasaran. Patih Jaya Santana dengan
            perut kenyang melewatkan malam tanpa adanya gangguan.
            Meskipun tidak terlalu lelap, sudah cukup bagi Patih Jaya
            Santana beristirahat.


                 Kokok ayam  hutan  terdengar bersahut-sahutan.
            Membuat  suasana  hutan  di  pagi  buta  itu  menjadi  gaduh.
            Patih Jaya Santana dengan sigap melompat bangun. Setelah

            membersihkan badan di sungai, ia melanjutkan perjalanan.
            Memasuki  hutan  lebat  yang  luas  terhampar  di  depannya.
            Kuda hitam pun berjalan dengan perlahan menapaki setiap
            jengkal  tanah.  Memulai  kembali  perjalanan  panjang  yang

            tidak terbayangkan.

                 Hampir tujuh tahun Patih Jaya Santana telah menyusuri
            hutan belantara, menuruni lembah, dan menaiki bukit demi

            bukit. Berjalan ke arah timur, berbelok ke selatan, memutar
            ke arah barat, dan menyusuri lembah ke utara pun telah ia
            lakukan.



                                         12
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24