Page 25 - Modul Pembelajaran Analisis Laporan Keuangan
P. 25
Berdasarkan sumber datanya, angka rasio dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios), yaitu rasio yang semua datanya
diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, dan
lain sebagainya.
2) Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu rasio yang semua
datanya diambil dari laporan laba rugi, misalnya gross profit margin, net
operating margin, operating ratio, dan lain sebagainya.
3) Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratios), yaitu rasio yang semua
datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba rugi, misalnya
tingkat perputaran persediaan (inventory turn over), tingkat perputaran piutang
(account receivable turn over), sales to inventory, sales to fixed assets dan lain
sebagainya.
Penggolongan angka rasio yang paling baik adalah yang disesuaikan dengan
tujuan analisis yaitu untuk menilai likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas serta
informasi-informasi lain yang diperlukan.
C. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas atau sering
juga disebut rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa likuidnya suatu perusaaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh
komponen yang ada di aset lancar dengan komponen di liabilitas jangka pendek.
Jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa
banyak aset lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang
segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur
tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan
bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil
pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini
21