Page 30 - PKN KELAS 7_Semester 1
P. 30

BPUPKI dapat diatasi dengan sikap dan perilaku pendiri negara yang mengutamakan kepentingan bangsa dan
        negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
                 BPUPKI  melaksanakan  sidanh  dengan  semangat  kebersamaan  dan  mengutamakan  musyawarah  dan
        mufakat. Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 menyatakan, “.... Kita hendak mendirikan
        negara Indonesia, yang bisa semua harus melakukannya. Semua buat semua...” Dari pendapat Ir. Soekarno
        tersebut jelas terlihat bahwa pendiri negara berperan sangat besar dalam mendirikan negara Indonesia, terlepas
        dari para pendiri negara tersebut memiliki latar belakang suku dan agama yang berbeda.
                Sidang BPUPKI dapat terlaksana secara musyawarah dan mufakat. Hal ini dapat kamu temukan dari
        pertanyaan Ketua BPUPKI, dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat dalam sidang BPUPKI tanggal 16 Juli 1945:
        “Jadi, rancangan ini sudah diterima semuanya. Jadi, saya ulangi lagi, Undang-Undang Dasar ini kita terima
        dengan sebulat-bulatnya. Bagaimanakah Tuan-tuan?Untuk penyelesaiannya saya minta dengan hormat yang
        setuju yang menerima,berdiri. (saya lihat Tuan Yamin belum berdiri). Dengan suara bulat diterima Undang-
        Undang Dasa ini. Terima kasih Tuan-tuan”.
                Pertanyaan dari ketua BPUPKI dan tanggapan dari seluruh anggota sidang BPUPKI menunjukkan bahwa
        para  pendiri  negara  telah  mengutamakan  kepentingan  bangsa  dan  negara  di  atas  kepentingan  pribadi  dan
        golongan  serta  mengutamakan  musyawarah  mufakat  dalam  membuat  keputusan  tentang  dasar  negara  dan
        Undang-Undang  Dasar  Negara  Tahun  1945.  Keberhasilan  bangsa  Indonesia  memproklamasikan
        kemerdekaannya, merupakan salah satu bukti cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara.
                Dalam persidangan PPKI, para tokoh pendiri negara memperlihatkan kecerdasan, kecermatan, ketelitian,
        tanggung  jawab,  rasa  kekeluargaan,  toleransi,  dan  penuh  dengan  permufakatan  dalam  setiap  pengambilan
        keputusan. Sikap patriotisme dan rasa kebangsaam antara lain dapat diketahui dalam pandangan dan pemikiran
        mereka yang tidak mau berkompromi dengan penjajah dan bangga sebagai bangsa baru yang merdeka.


          V.       Semangat Para Pendiri Negara dalam Perumusan UUD RI Tahun 1945



                Semangat mengandung arti tekad dan dorongan kuat dari dalam diri untuk menggapai keinginan atau
        hasrat tertentu. Keberhasilan Negara Republik Indonesia dalam menggapai kemerdekaan, cita-cita atau harapan
        tentunya karena ada faktor semangat dan komitmen selain potensi dan keberuntungan dari dalam dirinya. Tak
        heran jika para Pendiri Negara dijadikan contoh yang baik oleh generasi penerus agar tetap memiliki semangat
        yang kuat untuk membuat perubahan menjadi lebih baik. Para Pendiri Negara telah mengubah negara Indonesia
        dari negeri yang terjajah menjadi sebuah negara merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia.
                Berdasarkan  materi  yang  telah  disampaikan  sebelumnya,  dapat  diketahui  para  pendiri  negara  tetap
        berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka. Semangat dan komitmen para Pendiri Negara
        dalam merumuskan dan mengesahkan UUD Negara RI Tahun 1945 boleh dikatakan sama seperti merumuskan
        dasar negara. Semangat dan komitmen yang dimiliki para Pendiri Negara saat perumusan UUD 1945 (Konstitusi
        Pertama)  antara  lain:  mengutamakan  musyawarah,  menghargai  pendapat,  tanpa  pamrih,  kerja  keras,  rela
        berkorban, keberanian, mengutamakan persatuan dan kesatuan, mencari kesepakatan/mufakat, dan menghindari
        kekerasan.
















                                                                                                                   30
   25   26   27   28   29   30   31   32