Page 107 - USHUL FIKIH_INDONESIA_MAPK_KELAS XII_KSKK
P. 107
HIKMAH
Kemuliaan terbesar dalam hidup tidak terletak pada ketangguhan, tetapi dalam bangkit
setiap kali kita jatuh."!
WAWASAN LAIN
Konsep tarjih muncul ketika terjadinya pertentangan secara lahir antara satu dalil
dengan dalil lainnya yang sederajat dan tidak bisa diselesaikan dengan jalan (metode) al-
jama` wa al-tawfiq (قيفوتلاوَ عمجلا). Dalil yang dikuatkan disebut dengan rajih (حجار),
sedangkan dalil yang dilemahkan disebut marjuh ( حوجرمَ( .
Dengan pengertian tersebut, jumhur mengkhususkan tarjih pada permasalahan yang
zhanni. Menurut mereka tarjih tidak termasuk persoalan yang qath’i. Juga tidak termasuk
antara yang qath’i dengan yang zhanni.
Para ulama telah sepakat bahwa dalil yang rajih (dikuatkan) harus diamalkan,
sebaliknya dalil yang marjuh (dilemahkan) tidak perlu diamalkan. Di antara alasannya, para
sahabat dalam banyak kasus telah melakukan pen- tarjih-an dan tarjih tersebut diamalkan,
seperti para sahabat lebih menguatkan hadits yang dikeluarkan oleh Siti ‘Aisyah tentang
kewajiban mandi apabila telah bertemu antara alat vital lelaki dan alat vital perempuan (H.R.
Muslim dan Turmudzi), daripada hadits yang diterima dari Abu Hurairah, “Air itu berasal
dari air”. (H.R. Ahmad Ibnu Hambal dan Ibnu Hibban).
PENUGASAN BELAJAR MANDIRI
1. Tulislah contoh-contoh hukum yang dihasilkan dari sistem tarjih, minimal 3 contoh!
2. Buatlah kliping pendapat-pendapat ulama tentang pro-kontra tarjih! Baik pendapat yang
menerima atau pendapat yang menolak.
USHUL FIKIH - KELAS XII 98