Page 14 - E-Book Pengelolaan Pendidikan dan Kepemimpinan
P. 14
Pada masa penjajahan Belanda, sekolah menengah pertama disebut sebagai Meer
Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Setelah Indonesia merdeka, MULO berubah
menjadi sekolah menengah pertama (SMP) pada tanggal 13 Maret 1946. Pada tahun
ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sebutan SMP berubah menjadi Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Setelah tahun ajaran 2003/2004, SLTP berubah
lagi menjadi SMP.
Pada awalnya dimasa pemerintahan Hindia Belanda, bagi orang Belanda,
Eropa atau elite pribumi yang telah menyelesaikan pendidikan dasarnya di ELS atau
HIS, hanya dapat meneruskan pendidikan menengah umumnya di Hoogere
Burgerschool (dalam ejaan baru kemudian menjadi Hogereburgerschool yang
disingkat HBS dengan masa studi lima tahun. Setelah lulus HBS, mereka dapat
melanjutkan pendidikannya ke universitas di Belanda. Dengan kata lain HBS pada
masa itu serupa dengan penggabungan SMP dan SMA sekarang dalam satu paket.
Sekolah menengah tersebut hanya diperuntukkan bagi orang Belanda, Eropa atau elit
pribumi. Hingga tahun 1916 hanya terdapat empat HBS milik pemerintah yaitu di
Jakarta (1867), Surabaya (1875), Semarang (1 November 1877), dan Bandung (1916).
Sebagai konsekuensi dicanangkannya Politik Etis di mana salah satunya
menyangkut bidang pendidikan, maka bagi orang pribumi dibukakan kesempatan
mengikuti pendidikan lanjutan, dimana sebelumnya kesempatan tersebut hanya bisa
diperoleh kaum elite pribumi, dengan dibukanya Meer Uitgebreid Lager Onderwijs -
MULO yaitu pendidikan dasar yang diperluas dan sekolah menengah umum di
atasnya yaitu Algemeene Middelbare School (AMS). Pada tahun 1919, AMS pertama
dibuka pemerintah Hindia Belanda berlokasi di Yogyakarta. Hingga saat itu terdapat
dua jenis sekolah menengah umum yaitu HBS dan AMS (bagi lulusan MULO), selain
sekolah menengah setingkat HBS seperti Gymnasium dan Lyceum. Sistem tersebut
bertahan hingga tahun 1942 ketika masa pendudukan Jepang dimulai, di mana
kemudian jenjang sekolah menengah atas disebut dengan Sekolah Menengah Tinggi
(SMT).
Pada tahun 1945 sebagai pada masa Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia dari SMT berubah menjadi Sekolah Menengah Oemoem Atas (SMOA) pada
tanggal 13 Maret 1946 di Jakarta yang bertransformasi dari SMT yang menjadi SMOA
menempati Gedungan PSKD di Jalan Diponegoro di Salemba.
Pada tahun 1950 sebagai pada masa Republik Indonesia Serikat dari SMOA kemudian
berubah nama menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dikategorikan menjadi
tiga bagian yakni:
1. SMA A (Bahasa)
2. SMA B (Ilmu Pasti dan Ilmu Alam)
7