Page 55 - 10 Cerita dari 5 Penjuru
P. 55

“Tante sekalian  beli  jadah dan tempe bacem,  ya.

            Salak pondoh yang kita beli juga kayaknya masih kurang,
            deh!”
                  “Ya ampun,  sabar,  Bu.  Kita ini  naik  ojek.  Nanti
            bawanya susah,” ujar Om Joni.
                  Tante Diah meringis. “Lupa!” celetuknya.

                  “Lagi pula, nanti kita akan ke kebun salak pondoh,
            Bu,” kata Bu Narti. “Nanti di sana bisa petik dan langsung
            ditimbang.”

                  Wah, sepertinya bakalan mengasyikkan!
                  Benar. Di kebun salak pondoh, anak-anak itu
            kembali heboh. Memetik salak pondoh dari pohonnya
            tidak hanya mengasyikkan,  melainkan  juga sungguh
            menan tang.  Batang dan  buah  yang berduri  menuntut

            mereka  untuk  berhati-hati. Setelah itu,  mereka  dapat
            langsung memakan salak-salak itu.
                  Selesai  tamasya, mereka

            tidak hanya membawa oleh-
            oleh     sekeranjang       salak
            pondoh,     melainkan       juga
            kenangan  manis  dan kisah
            perjuangan       hidup     para

            penduduk lereng Merapi.
            Dua     hal    tersebut     akan
            menjadi oleh-oleh teristimewa

            dalam hidup mereka.





                                           45
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60