Page 45 - Kelas X Hindu BS press
P. 45
peraturan tentang cara melakukan peresmian Candi, sejarah para dewa-dewa,
berbagai macam jenis batu-batuan mulia banyak lagi hal-hal yang sifatnya
memberi keterangan kepada kita tentang sifat hidup di dunia ini.
Dari berbagai keterangan ini akhirnya kita dapat simpulkan bahwa Kitab
Purāna banyak sekali memberikan keterangan yang bersifat mendidik, baik
mengenai ajaran Ketuhanan (Theologi) maupun cara-cara pengamalanya.
Hanya saja sayangnya, sifat pedadogi yang diberikan sangat disederhanakan
dan pada umumnya satu kitab akan bersifat fanatik pada cara penerangan dan
pendiriannya, sering tanpa disadari telah menimbulkan dampak yang memberi
citera yang kurang menguntungkan seperti teori Theisme melahirkan konsep
Pantheisme hanya karena sekedar untuk memberi contoh-contoh untuk yang
kurang mendalam.
Dengan adanya keterangan yang bersifat hetrogin, secara tidak langsung
telah menimbulkan kesan adanya sifat Politheisme dan bermadzab-madshab.
Secara ilmiah, pada dasarnya kitab Purāna bertujuan untuk memberi keterangan
secara metodelogis yang amat penting dalam memberi keterangan tentang
ajaran Ketuhanaan itu sendiri. Apa bila kita tidak membaca seluruh Purāna dan
tidak membatasi diri kita maka kita akan secara tidak sadar terbawa pada satu
pandangan yang mengelirukan. Dan ini bukan maksudnya demikian adanya
Kitab Purāna itu.
Menurut catatan yang dapat dikumpulkan, pada mulanya kita memiliki
kura lebi kita Purāna yait masing-masi namanya adalah:
Brahmānda Purāna.
Brahmawaiwarta Purāna.
Mārkandeya Purāna.
Bhawisya Purāna.
Wāmana Purāna.
Brahama Purāna ata adhi Purāna.
Wis Purāna.
Nārada Purāna.
Bhāgawata Purāna.
Garuda Purāna.
1 Padma Purāna.
Warāha Purāna.
Matsya Purāna.
Karma Purāna.
Lingga Purāna.
Siwa Purāna.
Skanda Purāna.
Agni Purāna.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 39