Page 72 - Kelas X Hindu BS press
P. 72
3) Anggara (Selasa) Wage Dunggulan disebut Panampahan, diyakini
pada hari ini Sang Hyang Kala tiga turun ke dunia dalam wujud Bhuta
Amengkurat, sehingga umat diharapkan melakukan mengendalian diri
serta mempersembahkan upacara Bhuta Yajña.
4) Budha (Rabu) Kliwon Dunggulan dinamakan Galungan yang bermakna
bangkitnya kesadaran, titik pemusatan batin yang terang benderang,
melenyapkan segala bentuk kegalauan batin. Sekaligus peringatan
atas terciptanya alam semesta beserta isinya serta kemangan Dharma
melawan Adharma. Persembahan ditujukan kehadapan Ida Sang
Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya. Pada hari ini setiap
rumah memasang penjor yang merupakan titah Bhatara Mahadewa
yang berkedudukan di Gunung Agung sebagai lambang kemakmuran.
Setelah upacara dilaksanakan pada pagi hari, lengkap dengan sarana
persembahan lainnya, sesajen tetap dibiarkan berada di tempat pemujaan
selama satu malam. Esok paginya, semua umat patut menyucikan diri
lahir dan batin pada saat matahari terbit, mempersembahkan wewangian
dan mehon air suci, serta menyuguhkan segehan di halaman rumah.
Setelah selesai barulah sesajen-sesajen yang dipersembahkan kemarin
itu dapat diambil dan kemudian di-ayab oleh sanak keluarga.
i. Kuningan
1) Redite Wage Kuningan disebut dengan Pemaridan Guru atau Ulihan.
Pada saat ini persembahan atas kembalinya para dewata ke kahyangan
atau surga serta meninggalkan anugrah kehidupan (amérta) serta umur
panjang kepada setiap makhluk.
2) Soma Kliwon Kuningan disebut Pemacekan Agung, mempersembahkan
segehan agung kepada semua Bhūtakala
3) Budha Pahing Kuningan merupakan beryoganya Bhatara Visnu dan
memberikan anugrah berupa kesenangan, keagungan, keluwesan, daya
tarik, memenuhi harapan, dan rasa simpatik kepada umat manusia
(asung wilasa).
4) Sukra Wage Kuningan disebut Penampahan Kuningan umat diharapkan
mengendalikan bhatin dan pikiran agar tetap jernih dan suci (pégéngén
poh nirmala suksma)
5) Saniscara Kliwon Kuningan disebut Hari Raya Kuningan diperingati
sebagai hari suci turunnya para dewa dan roh leluhur ke dunia untuk
menyucikan diri sambil menikmati persembahan umat. Persembahan
sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum jam 12.00 (tajeg surya) sebab
setelah itu para dewa, pitara, roh suci leluhur diyakini telah kembali ke
khayangan.
66 | Kelas X SMA/SMK