Page 200 - Kelas X Seni Budaya BS Sem 1 press
P. 200
Selanjutnya, untuk contoh lakon teater tradisional lainnya dapat kamu
tanya pada grup atau kelompok seni teater yang masih bertahan atau cari
beberapa sumber melalui media.
Pada hakekatnya lakon teater adalah tentang kehidupan. Artinya, nilai-
nilai kehidupan menjadi sumber ide dan gagasan dalam penyusunan atau
penulisan lakon atau cerita. Di dalam lakon atau kisah pada intinya selalu
mengandung unsur konlik. Karena dengan adanya konlik berupa pertentangan
yang alami pelaku, pemain atau tokoh di dalam cerita akan mengalir dan
berkembang.
Konlik cerita dalam lakon dapat dibangun dengan terjadinya pertentangan
tokoh utama (protagonis) dan tokoh lawan (antagonis) atau bisa terjadinya
tokoh utama dengan dirinya sendiri (intern conlict), seperti memilih keyakinan
atau kejiwaan yang dihadapi. Konlik cerita pun dapat terjadi apabila tokoh
utama mengalami pertentangan dengan lingkungan (extern conlict), yakni
merubah suatu kebiasaan atau masyarakat adat yang dapat menimbulkan
musibah, wabah, seperti penyakit, banjir, dan bencana lain yang ditimbulkan
akibat pengaruh alam dan lingkungan masyarakat.
Apabila lakon dihadirkan atau dibuat dengan tidak memperhatikan kaidah
dan hakekat dramatic yakni mengesampingkan konlik, maka cerita akan
terasa monoton atau datar dan membosankan. Apabila terjadi, hal ini
merupakan kesalahan awal yang fatal bagi penggarap dan pasti tidak akan
berhasil menciptakan tontonan yang baik dan bermutu. Jadi berpandai-
pandailah memilih lakon atau kisah yang dapat mendorong cerita berkembang
dalam laku dramatic dan struktur lakon yang tersusun serta memuncak.
Konlik cerita dapat dibangun dengan menghadirkan beberapa pola,
diantaranya ; pola perubahan, pola kejayaan dan keruntuhan, pola kekalahan
dan kemenangan, pola penderitaan dan kebahagian, pola penindasan dan
kemerdekaan dan lainnya yang dialami tokoh utama dalam menggulirkan
kisah atau cerita yang berujung apakah happy ending atau tragis kematian.
Konlik cerita pun dapat juga dibangun dengan menghadirkan tiga unsur
utama : Poima (itikad tokoh utama), Mathema (adanya hambatan tokoh lain
atau sumber lain) dan Pathema (dampak atau hasil kemenangan atau tragis).
Lakon yang baik, tidak lepas dari beberapa pertimbangan, antara lain;
kejelian memilih lakon sesuai usia dan perkembangan peserta didik, memiliki
daya tarik tematik, memiliki waktu yang cukup dalam penyiapan materi
pementasan, lakon yang dibawakan menjadi wahana dan sarana pendidikan
dalam berbagi pengalaman dengan positif dan bersama.
192 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK