Page 271 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 271

Sifat Pengampun dan pemaaf; contoh sifat yang suka mengampuni serta
                     mau memberi maaf kepada orang lain sebagaimana terlukis dalam cerita
                     Ni  Wanari. Di  dalam  cerita  ini  dijelaskan bahwa  Ni  Wanari  hanyalah
                     seekor kera betina, namun ia mempunyai sifat yang sangat mulia yaitu
                     suka  memberi  ampun dan maaf kepada     siapa  saja. Adapun cuplikan
                     ceritanya adalah sebagai berikut: Setelah Si Papaka mendengar cerita
                     Si Macan tentang kematian Sang Raja Putra dipenggal oleh seekor kera
                     yang buruk hati, lalu dimintalah Si Papaka itu untuk membuat jatuh Ni
                     Wanari. Karena   kebodohan Si  Papaka, Ni  Wanari  yang sedang tidur
                     didorong hingga   jatuh. Ni  Wanari  diterkam  oleh Si  Macan. Namun
                     karena  kecerdikan dan kesabarannya   Ni  Wanari  lalu berkata  sambi
                     tersenyum: “Hai macan bila engkau hendak membunuh, bunuhlah aku
                     dengan cara   menangkap ekorku! Jika   tidak demikian maka    engkau
                     tidak akan bisa membunuhku. Karena aku ini keturunan Bhatara Sakti.”
                     Karena bodohnya Si Macan maka Ni Wanari dilepas seraya menangkap
                     ekornya. Sementara   mau akan ditangkap, segera  Ni  Wanari  meloncat
                     ke  atas  dahan tempat  dimana  Papaka  berlindung, Si  Papaka  sangat
                     ketakutan. Ni  Wanari  melihat  gejala  itu dan berkata:  “Wahai  Papaka,
                     jangan gelisah dan takut. Yang menyebabkan saya jatuh adalah karena
                     saya lelap tidur, lalu saya terkejut karena disengat semut!” Demikianlah
                     kebijaksanaan Ni   Wanari  yang mempunyai     sifat  pengampun serta
                     penyabar menghadapi perilaku Si Papaka yang buruk.
                     Tahan Uji   dalam  arti  dapat  mengendalikan diri;  sifat  semacam  ini
                     dapat dimaknai dalam cerita tentang seorang Maha Rsi yang bernama
                     Bhagawan Dharmaswami. Beliau adalah seorang pendeta            utama
                     yang tahan uji  dari  segala  macam  penderitaan akibat  ulah Raja  Putra
                     Madura   atas  laporan “Swarnangkara”  karena  itu beliau diburu dan
                     diikat serta dipertontonkan di peraptan agung. Namun meskipun beliau
                     dirundung malang, tetapi  tetap menunjukan kesabaran dan tidak ada
                     rasa amarah kepada yang mencaci makinya. Pikiran beliau bersih dan
                     tenang, tidak sedikitpun ada  celanya  dari  panas  dingin. Atas  nasehat
                     Si  Ular Sandi  mengharapkan agar Prabu Madura       memohon maaf
                     kepada Bhagawan Dharmaswami dan memohon agar beliau berkenan
                     mengobati  putra  mahkota  yang dipagut  ular. Oleh karenanya;  Prabu
                     Madura, para   pendeta  dan para  menteri  datang bersujud memohon
                     ampun di hadapan Sri Bhagawan. Permohonannya terkabulkan, maka
                     raja mau menyerahkan kerajaannya kepada Sri Bhagawan, namun Sri
                     Bhagawan menolak dengan berkata:”Ya, paduka kami jangan bergaul








                                                          Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti   261
   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276