Page 5 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 5

Hari Pertama Ben

               “Ben,  apakah  kamu  sudah  memasukkan  obat  di  tas
               pinggang  kamu?”  kata  ibu  perlahan  dengan  sesekali
               menggerakkan  tangannya  agar  dapat  dimengerti  oleh
               putranya tersebut.

               Ben yang tampak mengamati gerak bibir ibu, kemudian
               mengangguk. Ia melambaikan tangannya dan melangkah
               keluar rumah. Ibu terlihat cemas.

               Ben  memegang  telepon  genggam  di  tangannya,
               mengetikkan  sejumlah  kata  dan  memperlihatkannya
               kepada  ibu,  bertuliskan:  Jangan  cemas,  bu.  Saya  bisa
               melakukannya sendiri. Saya sayang ibu.

               Mata ibu tampak berkaca, tetapi akhirnya diputuskannya
               tersenyum kepada Ben, putranya yang kini telah berusia
               dua  puluh  empat  tahun.  Meski  dengan  kondisi
               keterbatasannya, ibu berusaha meyakinkan diri, bahwa
               Ben dapat melakukan tugas mudah itu sendirian: pergi ke
               tempat kerjanya, di hari pertamanya bekerja, di sebuah
               pabrik sepatu yang hanya berjarak satu kali naik bus dari
               halte  di  depan  lorong  kontrakan  mereka.  Ben
               mendapatkan  pekerjaan  itu  setelah  direkomendasikan
               oleh kenalan ibu di Sekolah Luar Biasa. Pekerjaan yang
               meski  tidak  digaji  seberapa  besar,  tetapi  bermakna,
               sekadar  memeriksa  dan  mengepak  sepatu  ke  dalam
               kardus sebelum didistribusikan ke toko-toko.




                                                                     2
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10