Page 7 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 7
Ben hanya bisa tertunduk, sekalipun ia ingin menjelaskan
bahwa dirinya seorang tuna wicara, tetapi ia rasa tidak
ada gunanya. Ia terbiasa menerima perlakuan seperti itu.
Mereka hanya tidak mengerti, katanya dalam hati.
Begitu bus tiba, kerumunan orang itu berlomba-lomba
untuk segera masuk, mereka rela berjejalan asal dapat
segera melanjutkan perjalanan ke tujuan. Ben berhasil
mengamankan tempat di samping pintu, berpegangan
pada tiang besi di dekatnya.
Ketika melihat raut muka orang-orang di sekitarnya, Ben
menyadari, mereka semua punya tujuan dan sesuatu
yang harus dilakukan di hari itu. Sama seperti dirinya,
hari itu akan menentukan segalanya, apakah ia siap
melakukan pekerjaan di pabrik, dan apakah ia dapat
melakukannya dengan baik. Sebenarnya ia ragu, dan
takut. Bagaimana jika orang-orang tidak dapat menerima
dirinya dengan kekurangannya? Bagaimana jika semua
orang di pabrik itu seperti si pria tua?
Beberapa saat kemudian, Ben telah turun dari bus,
langkahnya terhenti tepat di depan pos jaga. Ia
mengeluarkan telepon genggamnya dan mengetikkan
kata-kata: Permisi, saya Ben, dan saya bisu. Hari ini hari
pertama saya bekerja di pabrik, atas rekomendasi ibu
Nanik keponakan dari pemilik pabrik ini.
Ben mendekati satpam di pos jaga, dan memperlihatkan
tulisannya tersebut. Satpam itu menganggukkan kepala
4