Page 206 - Toponim Magelang_Final
P. 206

Toponim Kota Magelang    193












                      Magelang klasik. Mulai dari pekarangan, tegal sawah, kuburan, sungai, perbukitan, dan
                      jalan selalu terdapat tumbuhan, baik yang dibudidayakan maupun tidak. Kreativitas
                      sederhana warga Magelang dalam mengolah tanah membuahkan penamaan berdasarkan
                      karakteristik tanah. Contohnya, Jurangombo, Karanggading, Karanglor, dan Ngembik.
                      Dialektika manusia dalam menaklukkan alam sekitar selama ratusan tahun terpatri di
                      dalam kisah kampung.

                      Kearifan lokal masyarakat Magelang yang dapat kita diunduh dari penelusuran toponim
                      ini adalah manusia wajib “hamangku bumi”, karena bumi sebagai lingkungan alam telah
                      memberikan sumber kehidupan bagi manusa untuk bisa melanjutkan keturunan dari
                      generasi ke generasi, sehingga manusia kudu menjaga, merawat, dan mengembangkan
                      kelestariannya. Sementara “hamengku buwana” merupakan kewajiban manusia yang lebih
                      luas dalam mengakui, menjaga, dan memelihara seluruh isi alam semesta, agar tetap
                      memberikan sumberdaya bagi kehidupan manusia. Hubungan harmonis masyarakat
                      Magelang  klasik dengan alam  itu akan  bermuara  pada  diri  manusia  yang  hidup
                      berlambaran  nilai-nilai  humanisme dan intelektual-spiritual. Dari sinilah, identitas
                      kampung juga laksana alarm peringatan bagi warga lokal karena terjadi degradasi nilai
                      sejarah-budaya.
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211