Page 204 - Toponim Magelang_Final
P. 204

Toponim Kota Magelang    191








                      BAGIAN III

                      PENUTUP













                         tudi toponim Kota Magelang menyadarkan kita tentang potret agung masyarakat
                      Slokal  Magelang dan  keterkaitannya dengan  “dunia  luar”. Penelusuran asal-usul
                      dan perkembangan wilayah, kepingan pemikiran budaya, serta kekayaan sumber daya
                      alam melimpah di telatah Magelang tempo dulu membuat peneliti berdecak kagum.
                      Pasalnya, dari kerja ilmiah ini terkuak local knowledge (pengetahuan lokal) dan local
                      wisdom (kearifan lokal) “wong Magelang” yang tenggelam dicaplok zaman.

                      Sebagai wilayah negaragung, ekologi Magelang jauh dari pusat kekuasaan feodal Mataram
                      Islam tak banyak menghasilkan nama kampung yang bersumber pada jenis abdi dalem
                      (pegawai istana) dan sentana dalem (kerabat keraton) seperti Yogyakarta dan Surakarta.
                      Sederet tokoh legendaris yang dihormati dan diabadikan sebagai identitas kampung
                      adalah  potret pemimpin nonformal  atau  paran poro yang di masa  lampau  menjadi
                      rujukan kolektif warga  setempat. Kemandirian warga  dalam  menciptakan tatanan
                      harmonis jagad pedesaan tanpa campur tangan kekuasaan keraton dan kolonial memang
                      menghasilkan konsep tetua kampung. Kelakuan luhur, laku prihatin, karismatik, dan
                      berjasa terhadap kehidupan sosial masyarakat menyebabkan nama tetua itu dirawat
                      dalam memori kolektif dan disematkan untuk tetenger daerah yang ditinggalinya.


                      Riset ini juga menguak penamaan tempat di Magelang berdasarkan pada kegiatan utama
                      yang dikerjakan penduduk setempat. Semisal, Pasar Telo, Keplekan, Nambangan, dan
                      Jagoan.  Artinya, tersembul fakta aktivitas ekonomi dan sosial -budaya masyarakat
                      dalam menyumbang pengetahuan sejarah lokal di Nusantara. Keberhasilan masyarakat
                      pribumi beradaptasi dengan lingkungan asing kolonial dan khasanah budaya Eropa
                      tersurat dengan nama Kampung Jenderalan dan Barakan.

                      Dalam tradisi sejarah Magelang, penamaan kampung juga mengacu pada fungsi atau
                      benda  yang  berada di  lokasi tersebut.  Sebagaimana  Kampung Tidar  Krajan, Tidar
                      Warung, dan Tidar Campur, yakni lokasi yang berdiam di sekitar Gunung Tidar
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209