Page 17 - BioMagz Pendekatan ISS Materi Perubahan Lingkungan
P. 17
saya mengerti kebutuhan warga saya, anda tidak tidak peduli dengan lingkungannya, ibu telah gagal
bisa menentang kebijakan saya” jawab pak kades. memelihara lingkungan” ucap ibu dalam keadaan
“Oh, begitu, saya tau semua, ini sebuah pencitraan lemas. Lalu aku dan ibu berpelukan, berharap akan
kah? baiklah, saya tidak akan berbicara panjang ada kehidupan yang lebih indah, dengan
lebar, saya peringatkan, proyek ini tidak akan bisa lingkungan alam yang masih terjaga keasriannya.
berjalan lama! anda yang menghancurkan, dan
anda juga yang menanggung akibatnya, anda akan Karangan : Jesyca Tina
menyesal suatu saat nanti” jelas ibu dengan tegas.
Pak kades tersenyum sinis “Lihat! warga
mendukung kebijakan saya, dengan hadir di proyek
ini, hahahaha..” jawab pak kades dengan
angkuhnya. Ibu langsung pergi, tanpa meng-
hiraukannya.
Akhirnya, ibu mengambil tindakan dengan
usulan penghentian proyek besar di desaku.
Melalui instansi terkait lingkungan hidup. Tetapi
apa daya, usaha yang dilakukan ibu gagal. Ternyata
alasannya adalah ingin „mensejahterakan‟ rakyat
melalui proyek besar di desaku. Tak kenal lelah,
demi memperjuangkan kelestarian alam, ibuku Sources: TDAN.com
mencari bantuan kesana kemari untuk meng-
hentikan proyek itu, tetapi tetap saja tidak ada
hasilnya karena perbedaan pendapat. Ibuku pun,
menyerah pada keadaan ini “Mengapa? karena
alasan ingin sejahtera, apakah mereka tidak sadar?
bahwa lingkungannya akan hancur dan pasti,
mereka akan menjadi korbannya, alam akan
menjadi musuh jika kita tidak memeliharanya dan
alam akan bersahabat, jika kita memeliharanya”
kata ibuku hampir meneteskan air mata kesedihan
karena usahanya gagal. Aku, sebagai anaknya
menenangkan ibuku. “Ibu, Nasya mohon, ibu
jangan bersedih, mungkin kita tidak dapat
menghentikan, tapi kita bisa mendoakan mereka
supaya diberi kesadaran bu” jawabku sambil
menghapus air matanya “Terima kasih nak,
ternyata anak ibu mulai tumbuh menjadi dewasa,
dan bijak” mendengarnya aku tersenyum malu
“Ah, ibu bisa saja, memuji nasya”.
Seiring berjalannya waktu, desaku semakin
tak terkendali, desaku tertimpa bencana akibat
proyek besar pembangunan perusahaan kayu jati
itu. Warga desa, banyak yang mengeluhkan,
kebijakan dari pak kepala desa. Dan akhirnya, pak
kepala desa diberhentikan dari jabatannya, karena
kebijakannya yang merugikan kehidupan rakyat.
Meskipun pak kepala desa, tidak lagi menjabat,
tidak akan bisa mengubah keadaan desaku, yang
semakin lama akan mencapai puncak kehancuran.
Pada suatu hari, hujan yang sangat deras menerjang
desaku, pohon-pohon di desaku tidak bisa
menyerap air hujan lagi, waduk desa juga sudah
tidak dapat membendung, banyaknya air hujan.
Sungai di desaku akhirnya meluap, karena
alirannya yang tersumbat oleh banyaknya sampah.
Air bah sungai desa, menghancurkan desaku. Aku
dan ibu hanya bisa berpasrah, mengahadapi ujian
kehidupan ini, atas izin Allah, aku dan ibu bisa
selamat. Kami takut kehilangan satu sama lain
“Inilah, yang akan diterima bagi setiap orang, yang
B I O L O G Y M A G A Z I N E I 16