Page 270 - BUKU TANYA JAWAB SEPUTAR PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI TINGKAT PUSAT_Neat
P. 270
dapat dipertukarkan, ini merupakan definisi yang baik. Jika
tidak dapat dipertukarkan, definisi tersebut hanya merupakan
pernyataan. Contoh: Nanas adalah buah yang rasanya asam.
Jika dibalik atau dipertukarkan, berbunyi: Buah yang rasanya
asam adalah nanas. Apakah secara logika definisi ini betul?
Jika tidak, contoh di atas hanya merupakan pernyataan.
2. Paralel
Dalam membuat suatu definisi, hindarkan adanya peng-
gunaan kata-kata dalam definiens, misalnya kata atau frasa:
jika, apabila, kalau, jikalau, di mana, untuk apa, kepada siapa,
dan lain-lain. Karena definiens dapat mengandung syarat
atau pengandaian yang dapat menimbulkan ketidakpastian
definisi, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kepastian
hukum.
3. Pengulangan kata definiens
Hindari adanya pengulangan kata yang sama yang ada
dalam definiendum. Misalnya, Ilmu Hukum, kata ”ilmu” dan
”hukum” harus didefinisikan sebagai ”Pengetahuan mengenai
norma-norma yang mengatur tingkah laku yang disusun
berdasarkan sistimatika yang teratur”. Jadi bukan ”Ilmu yang
mempelajari tentang hukum”. Definisi ”sosiologi”, misalnya:
kurang baik jika logi tidak didefinisikan atau kadang kadang
logi dipadankan dengan kata ”ilmu”. Jadi logi atau ilmu harus
pula didefinisikan.
4. Negatif
Hindari adanya definisi yang negatif, dalam arti mengguna-
kan kata seperti: bukan, tidak, non, kecuali terhadap kelas-
kelas yang mempunyai sifat dekotomi atau yang disangkal
ciri deferensialnya dan bukan anggotanya. Kurang benar jika
TEKNIK PENYUSUNAN PERUNDANG-UNDANGAN 215