Page 5 - peluang
P. 5

Boaz saling mendukung, namun nilai peluangnya berbeda. Sedangkan Udin dengan Keke saling
                    berlawanan dalam membicarakan peluang terpilihnya Riko dan Ernia untuk menjadi ketua OSIS.
                   Tidak ada kesepakatan dalam menentukan nilai peluang dalam dialog di atas. Hal tersebut karena
                   mereka tidak mempunyai acuan yang sama dalam menentukan nilai peluang. Nilai peluang yang
                   diungkapkan dalam dialog tersebut adalah nilai peluang subjektif (subjective probability). Oleh
                   karena itu, tiap orang mungkin sama, mungkin juga beda.

                   Pada Bab ini kita juga akan membahas tentang “peluang”. Dalam hal istilah, memang sama-sama
                   peluang, namun peluang yang dimaksud berbeda makna dengan dialog tersebut. Dalam bahasan
                   ini, kalian akan mempelajari tentang peluang teoretik (theoretical probability) suatu eksperimen.
                   Peluang teoretik dikenal juga dengan istilah peluang klasik (classical probability), dalam beberapa
                   bahasan juga disebut peluang saja. Jika terdapat suatu soal yang hanya menyebutkan “peluang”,
                   maka peluang yang dimaksud tersebut adalah peluang teoretik. Peluang teoretik adalah rasio dari
                   hasil  yang dimaksud dengan semua  hasil  yang  mungkin  pada  suatu  eksperimen  tunggal.  Dalam
                   suatu eksperimen, himpunan semua hasil (outcome) yang mungkin disebut ruang sampel (biasanya
                   disimbolkan dengan S). Sedangkan setiap hasil (outcome) tunggal yang mungkin pada ruang sampel
                   disebut titik sampel. Kejadian adalah bagian dari ruang sampel S. Suatu kejadian A dapat terjadi
                   jika memuat titik sampel pada ruang sampel S. Misalkan n (A) menyatakan banyak titik sampel
                   kejadian A, dan n(S) adalah semua titik sampel pada ruang sampel S. Peluang teoretik kejadian A,
                   yaitu  P(A) dirumuskan,
                                                                  ( n  ) A
                                                          ( P  ) A =
                                                                 n (S )

                   Untuk memahami peluang teoretik suatu kejadian silakan amati Tabel 6.1.


                             Ayo
                             Kita Amati
                                     Tabel 6.1 Peluang teoretik kejadian A dari suatu eksperimen


                                                                      Titik     Banyak titik    Peluang
                                   Ruang
                     Eksperimen              n (S)   Kejadian A      sampel       sampel  n      teoretik
                                  sampel S
                                                                   kejadian A        (A)          P (A)
                                                       Hasil sisi                                   1
                                   {A, G}      2                       {A}           1
                     Pengetosan                         Angka                                       2
                      satu koin                        Hasil sisi                                   1
                                   {A, G}      2       Gambar          {G}           1              2

                                   {1, 2, 3,   6      Hasil mata       {3}           1              1
                                   4, 5, 6}            dadu “3”                                     6

                                                      Hasil mata       { }
                                   {1, 2, 3,   6       dadu “7”                      0           0
                                   4, 5, 6}                                                        atau 0
                     Pelantunan                         (dadu)       kosong                      6
                      satu dadu                       Hasil mata
                                   {1, 2, 3,   6      dadu genap     {2, 4, 6}       3          3      1
                                   4, 5, 6}                                                        atau
                                                        (dadu)                                  6      2
                                                      Hasil mata
                                   {1, 2, 3,   6      dadu prima     {2, 3, 5}       3          3      1
                                   4, 5, 6}                                                        atau
                                                        (dadu)                                  6      2





                                                                                    MATEMATIKA         157
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10